Peremajaan
Tanaman Kakao
Program pengembangan kakao di
Indonesia telah dimulai sejak tahun 1980. Sejak saat itu terjadi peningkatan
volume produksi dan luas areal kakao secara signifikan. Saat ini tanaman
kakao yang ditanam tahun 1980 sudah berumur lebih 31 tahun dan tidak produktif
lagi. Hasil penelitian menunjukan bahwa tanaman kakao yang berumur lebih dari
25 tahun kemampuan produksinya hanya setengah dari potensi produksinya.
Kondisi ini menjadi salah satu permasalahan dalam upaya peningkatan produktifitas tanaman kakao nasional.
Tanaman kakao yang ditanam era 1980-an sebagian besar menggunakan bahan tanam asalan, yaitu berasal dari bibit yang tidak jelas asal usulnya. Oleh karena itu, dalam upaya peningkatan produktifitas kakao nasional adalah melakukan peremajaan terhadap tanaman kakao yang sudah tua maupun tanaman yang tidak produktif lagi dengan memakai bahan tanam unggul.
Metode peremajaan tanaman kakao yang dapat diterapkan antara lain rehabilitasi tanaman dan replanting (tanam baru). Pemilihan kedua metode ini tergantung pada kondisi kepadatan populasi dan produktifitas tanaman.
Rehabilitasi tanaman dapat dilakukan melalui berbagai teknik, antara lain sambung samping dan sambung pucuk. Kedua teknik perbanyakan ini sudah dikenal luas oleh petani, masalah teknik yang dihadapi adalah keterbatasan sumber entres klon-klon unggul untuk penyambungan serta tingkat ketrampilan petani dalam hal teknik sambung samping dan sambung pucuk yang belum seragam.
Untuk itu perlu dilakukan sosialisasi secara intensif mengenai metode rehabilitasi ini dengan membuat lahan-lahan percontohan dan pertemuan kelompok tani.
Infrastruktur yang perlu disiapkan untuk mendukung peremajaan tanaman ini antara lain; kesiapan sumber bahan tanam, teknologi perbanyakan tanaman, sarana transportasi dan produksi pertanian. Disamping itu dukungan dari petani dan aparat Pemerintah terkait sangat menentukan keberhasilan program peremajaan kakao.
Semoga bermanfaat.
Kondisi ini menjadi salah satu permasalahan dalam upaya peningkatan produktifitas tanaman kakao nasional.
Tanaman kakao yang ditanam era 1980-an sebagian besar menggunakan bahan tanam asalan, yaitu berasal dari bibit yang tidak jelas asal usulnya. Oleh karena itu, dalam upaya peningkatan produktifitas kakao nasional adalah melakukan peremajaan terhadap tanaman kakao yang sudah tua maupun tanaman yang tidak produktif lagi dengan memakai bahan tanam unggul.
Metode peremajaan tanaman kakao yang dapat diterapkan antara lain rehabilitasi tanaman dan replanting (tanam baru). Pemilihan kedua metode ini tergantung pada kondisi kepadatan populasi dan produktifitas tanaman.
Rehabilitasi tanaman dapat dilakukan melalui berbagai teknik, antara lain sambung samping dan sambung pucuk. Kedua teknik perbanyakan ini sudah dikenal luas oleh petani, masalah teknik yang dihadapi adalah keterbatasan sumber entres klon-klon unggul untuk penyambungan serta tingkat ketrampilan petani dalam hal teknik sambung samping dan sambung pucuk yang belum seragam.
Untuk itu perlu dilakukan sosialisasi secara intensif mengenai metode rehabilitasi ini dengan membuat lahan-lahan percontohan dan pertemuan kelompok tani.
Infrastruktur yang perlu disiapkan untuk mendukung peremajaan tanaman ini antara lain; kesiapan sumber bahan tanam, teknologi perbanyakan tanaman, sarana transportasi dan produksi pertanian. Disamping itu dukungan dari petani dan aparat Pemerintah terkait sangat menentukan keberhasilan program peremajaan kakao.
Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Komentarnya Disini...................