Cara
Membuat Ransum Sendiri
Harga
ransum jadi yang dijual di pasaran, umumnya tergolong mahal bagi peternak.
Bahkan sejak tahun 70-an, harga ransum jadi selalu mengalami kenaikkan, hingga
berdampak pada ketidakstabilan perkembangan ternak unggas. Untuk mengatasi
permasalahan ini, sebenarnya peternak dapat membuat ransum sendiri dengan
memanfaatkan bahan baku murah dan banyak tersedia di lokasi peternakan.
Untuk
menghasilkan ransum sendiri juga harus dipertimbangkan dengan jumlah ternak
yang dipelihara. Bila hanya sedikit, lebih baik membeli ransum jadi. Harga
bahan baku, juga harus diperimbangkan karena hal ini berhubungan erat dengan
ketersediaan bahan baku di pasaran.
Secara
swadaya, peternak dapat membuat ransum dalam berbagai bentuk seperti bentuk
pelet, butiran ataupu bentuk tepung. Bentuk ransum dapat disesuaikan dengan
ketersediaan peralata. Sementara mutu ransum yang dihasilkan tergantung
pada pilihan komposisi bahan baku yang akan dimanfaatkan. Apabila
komposisinya tepat, maka ransum yang akan dihasilkan pasti padat gizi dan
sesuai dengan kebutuhan ternak.
A.
Peralatan dan fungsinya
- Sekop digunakan sebagai alat pengaduk (pencampur) bahan-bahan ransum
- Penggilingan biji-bijian, digunakan untuk menghaluskan bahan baku ransum hingga berbentuk tepung.
- Penggilingan daging dan ayakan, digunakan untuk membuat ransum dalam bentuk pelet dan butiran.
- Kukusan, digunakan untuk mengukus. Kususan dapat dibuat dari drum atau dapat juga digunakan alat penanak nasi.
B.
Cara Pembuatan
Pada
dasarnya, cara membuat ransum jadi adalah penyatuan berbagai jenis bahan baku
yang mengandung nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan ternak.
1.
Ransum bentuk tepung
Membuat
ransum dalam bentuk tepung, sangatlah mudah dan sederhana. Caranya adalah
bahan-bahan baku dihaluskan, ditakar sesuai dengan formula ransum, kemudian
bahan-bahan tersebut dicampur. Cara pencampuran dilakukan mulai dari bahan yang
paling sedikit hingga yang komposisinya paling besar. Campuran ransum dianggap
merata apaabila tidak ada lagi bahan yang kelihatan dominan baik bentuk maupun
aromanya. Ransum bentuk tepung selanjutnya dikemas dan disimpan dalam gudang
penyimpanan.
2.
Ransum bentuk pelet
Membuat
ransum bentuk pelet, adalah kelanjutan dari ransum bentuk tepung. Mula-mula
bahan disiapkan, digiling halus, ditakar, selanjutnya campurkan bahan kering
terlebih dahulu yang dimulai dari bahan yang jumlahnya paling sedikit.
Selanjutnya campurkan bahan-bahan cair dengan cara penyemprotan secara merata,
aduk, kemudian dilanjutkan dengan proses penguapan (dikukus).
Untuk
membentuk ransum menjadi pelet, digunakan penggilingan daging dengan ukuran
lubang sekitar 2-5 mm. Setelah adonon digiling, hasilanya akan berupa batangan
basah, potong batangan basah sepanjang 3 cm. Lakukan pemotongan ini pada saat
penggilingan. Selanjutnya proses pengeringan, setelah kering, patahkan batangan
ini sepanjang1-2 cm. Demikianlah proses pembuatan ransum bentuk pelet.
3.
Ransum bentuk butiran
Pembuatan
ransum butiran hampir sama dengan pembuatan ransum bentuk tepung dan pelet.
Jadi setelah bahan digiling halus, ditakar dan dicampur, langkah berikutnya
adalah adonan di ayak. Caranya adalah : siapkan ayakan berlobang dengan
diameter 3 – 4 cm, letakan adonan di dalam ayakan, kemudian adonan
ditekan-tekan hinggabentuk butiran keluar dari dasar ayakan. Agar bentuk
butirannya bagus, maka jangan biarkan hasil cetakan menumpuk, selanjutnya
adalah proses pengeringan.
C.
Pengemasan dan Penyimpanan
Untuk
menjaga mutu ransum, sebaiknya ransum dikemas dalam kantung plastik dan
disimpan dalam gudang atau tempat penyimpanan yang memiliki ventilasi yang
baik. Waktu penyimpanan sebaiknya paling lama dua minggu. Di dalam gudang
penyimpanan, sebaiknya karung-karung diatur dan disusun rapi. Untuk
menjaga agar karung tidak bersinggungan langsung dengan lantai, sebaiknya di
bagian alasnya diberikan kayu. Hal ini bertujuan agar udara lembab dari lantai
tidak langsung diserap dalam karung ransum. Selain lantai, dinding gudang
penyimpanan yang terbuka perlu ditutupi dengan karung plastik. Hal ini
dimaksudkan agar suhu dan kelembapan dalam gudang tetap stabil dan terjaga.
Sumber
: Sudaro Yani, Siriwa Anita, Ransum Ayam dan Itik, Jakarta: Penebar
Swadaya, 2000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Komentarnya Disini...................