Manfaat Probiotik di Tambak
Tahan terhadap
penyakit, survival rate meningkat,
dan penggunaan pakan lebih efisien.
Di dalam tambak udang,
probiotik (mikroba hidup) dapat digunakan untuk memperbaiki ekosistem tambak
sehingga udang lebih nyaman. Mikroba yang biasa dimanfaatkan antara lain
Lactobacillus, Bacillus, dan Saccharomyces. Mikroba tersebut diisolasi dari
alam dan diperbanyak dengan fermentasi. “Probiotik ini menjaga ekosistem agar
udang nyaman untuk hidup (di tambak),” kata Teddy Candinegara, Manajer Divisi
PT Behn Meyer Indonesia, distributor probiotik, saat ditemui AGRINA di Serpong,
Banten (30/11).
Probiotik, menurut M.
Nadjib, Country Manager PT Inve Indonesia, distributor probiotik, boleh
dibilang sebagai asuransi bagi keberhasilan industri tambak udang. Sebagai
asuransi, menurut Teddy, mempunyai peran dalam keberhasilan budidaya, meski
bukan suatu jaminan. “Kalau tidak pakai probiotik, saya jamin, kemungkinan
besar mereka (para petambak udang) gagal, terutama tambak udang intensif,”
ungkapnya.
Dengan kepadatan tebar
udang yang tinggi, terutama pada tambak-tambak intensif, mau tidak mau
diperlukan probiotik. Sebab, kualitas airnya kurang baik. Apalagi dengan sistem
tertutup, tanpa atau sedikit ganti air. Probiotik, menurut Teddy, tidak
diperlukan kalau padat tebar sekitar 10—20 ekor per m2. Tapi kalau
padat tebarnya sekitar 50—70 ekor per m2 (semi intensif), apalagi
sampai 300 ekor, sangat diperlukan probiotik.
Cara kerja
Ada dua cara kerja
probiotik pada tambak udang. Pertama, bakteri baik yang terdapat pada probiotik
mendesak bakteri “jahat” sehingga ruang hidup bakteri “jahat” ini terdesak.
Salah satu bakteri jahat adalah Vibrio
sp., penyebab penyakit. Dengan demikian, probiotik ini bersifat competitive exclusion, yaitu bakteri
yang jahat didesak keluar dan diganti dengan bakteri yang baik berasal dari
probiotik tersebut.
Menurut Teddy, Vibrio boleh dikatakan sebagai penyakit
oportunis karena bisa menyerang sistem pencernaan udang sehingga udang menjadi
lemah. Pada saat lemah itu, virus-virus lain masuk, seperti white spot syndrome virus (WSSV), taura syndrome virus (TSV), dan infectious myonecrosis virus (IMNV).
Dengan adanya probiotik, udang masih bisa hidup dengan nyaman. Hal ini seperti
yang dilakukan di Brasil dan Ekuador. “Bagaimana udang bisa hidup di lingkungan
yang sudah ada myo (IMNV),” tukas Teddy.
Selain mendesak
bakteri yang jahat, probiotik juga bisa menguraikan endapan (berupa udang yang
mati atau sisa-sisa pakan) yang ada di dasar tambak. Dengan demikian, bisa
mengurangi racun metabolit, seperti NH2, NO2, dan H2S
yang terdapat di dalam tambak.
Efek tak langsung
Dengan demikian,
logikanya, probiotik itu berfungsi untuk menciptakan lingkungan tambak sebaik
mungkin supaya penyakit tidak ada. “Bayangkan di rumah sakit, begitu banyak
orang keluar masuk bawa penyakit, kok nggak pernah terjadi wabah penyakit di
rumah sakit. (Karena sanitasi lingkungannya terjaga). Teorinya ‘kan begitu,”
urai Teddy.
Lalu, apakah probiotik
ini berefek langsung bagi keberhasilan industri tambak udang? Probiotik tidak
seperti obat yang langsung bekerja pada sumber penyakit yang bikin orang
langsung sembuh. Probiotik hanya menjaga ekosistem sehingga udang lebih nyaman
hidup. “Efek langsung (probiotik) tidak ada. Tapi efek tidak langsungnya, pada
saat udang bergairah, makannya normal sehingga pertumbuhannya bagus,” katanya.
Syatrya Utama dan Liana Gunawati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Komentarnya Disini...................