Budidaya
Labu Siam
Latin:
Sechium edule
Inggris:
Chayote
Cultivar:
Lokal
Tanaman
labu tergolong mudah ditanam, tersebar di berbagai belahan dunia. Dataran
tinggi berhawa dingin maupun dataran rendah berhawa panas tidak menjadi
hambatan. Daerah dengan ketinggian 200-1000 m dpl paling cocok ditanami labu
siam. Ia mampu berantisipasi terhadap kekurangan maupun kelebihan air.
Labu dapat tumbuh optimal pada tanah
kering dan berdrainase serta aerasi baik, gembur, serta kaya bahan organic.
Pada pH 5-6,5 cocok tumbuh.
Pengolahan Tanah
Tanah yang sudah diolah dengan
pencangkulan 2 kali hingga gembur diberi pupuk kandang dan ditaruh di sekitar
lubang tanam. Tanah tidak perlu dibedeng atau gulud. Akan tetapi dibuat parit
kecil di sekeliling lahan dan diantara beberapa baris tanaman.
Penanaman
Masukkan biji yang telah bertunas
dari buah labu siam tua ke dalam lubang dengan jarak tanam 4×4 cm, dengan
2-3 biji per lubangnya.
Penyulaman tanaman dilakukan pada
tanaman yang tidak sehat pertumbuhannya dengan bibit baru yang kira-kira
umurnya sama, dilakukan satu minggu setelah tanam. Penyiangan gulma sebelum
tanaman labu tumbuh merambat atau menjalar dan mengurangi bahaya hama dan
penyakit tanaman.
Setelah tanaman mengeluarkan sulur,
perlu dibuat para-para dengan menggunakan belahan bambu yang ditancapkan di
sekitar batang dengan tinggi bambu atau kayu 1,5 m. Setiap bambu dijadikan
tiang rambatan menyambung ke bambu lainnya di bagian atas. Kemudian ditambahkan
lagi bambu dengan posisi melintang dan membujur agar bidang kotak menjadi
sekitar 30×30 cm atau 50×50 cm.
Pemangkasan dilakukan pada tanaman
berumur 3-6 minggu, pemangkasan dilakukan pada cabang agar tunas menyebar
dengan baik sehingga buah tumbuh merata dan baik. Cabang tua yang tidak tumbuh
memanjang lagi dipotong ujungnya agar tumbuh tunas baru. Daun-daun yang sudah
tua juga dipotong.
Pemupukan
Kebutuhan pupuk kandang adalah 5 kg
per lubang tanam. Rekomendasi pupuk anorganik tambahan untuk labu siam menurut
Maynard and Hoomuth (1999) adalah sebagai berikut:
Umur
|
Urea
|
SP36
|
ZA
|
KCl
|
Kg/hektar/musim
tanam
|
||||
Sebelum Tanam
|
149
|
250
|
72
|
|
2 minggu setelah tanam
|
56
|
27
|
||
4 minggu setelah tanam
|
56
|
27
|
||
6 minggu setelah tanam
|
56
|
27
|
||
8 minggu setelah tanam
|
56
|
27
|
Hama dan Penyakit Tanaman
Pengendalian hama dilakukan apabila
diperlukan saja seperti serangan yang sering menyerang yaitu ulat grayak dan
kepik dapat diatasi dengan penyemprotan insektisida marshall 200 EC 3,75 ml/l
atau sevin 85 SP dengan dosis 3 gr/l.
Sedangkan penyakit yang sering
menyerang adalah cendawan fusarium atau layu fusarium dilakukan peyemprotan
fungisida antracol 70WP.
Panen
Panen pertama dilakukan setelah
tanaman berumur 4 bulan setelah tanam tergantung tingkat perkembangan buah yang
diinginkan. Cara pemanenan dapat dilakukan dengan pemotongan tangkainya
menggunakan pisau, tetapi jangan sampai jatuh karena kulitnya mudah lecet
sehingga dapat mengurangi mutunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Komentarnya Disini...................