Sabtu, 26 Mei 2012

MANFAAT LIMBAH PISANG




 MANFAAT LIMBAH PISANG

Orang Romawi dan Yunani sejak dulu terbiasa makan buah-buahan demi kesehatan dan kekuatan. Di antara berbagai jenis buah-buahan itu, ternyata pisang paling populer. Bahkan seorang dokter bernama Antonius Musa - pada zaman Kaisar Romawi, Octavianus Augustus - selalu menganjurkan Kaisar untuk rajin makan pisang demi kesehatan Kaisar. Sekarang pun masyarakat Indonesia sudah terbiasa makan pisang, karena selain enak dan bergizi tinggi, juga berkhasiat sebagai obat.

Daerah tropis Asia Tenggara di sekitar kawasan Malaysia dan Indonesia merupakan tanah asal tanaman pisang. Kini tanaman ini telah menyebar ke segala penjuru dunia, antara lain ke Kepulauan Pasifik, kawasan Mediteran, India, Amerika Serikat, dan Cina. 

Sementara itu, daerah penghasil pisang di Indonesia juga menyebar dari Sumatra Barat (Padang Pariaman, Pesisir Selatan, dan Lima Puluh Kota), Jawa Tengah (Demak, Blora, Wonogiri, dan Sragen), DI Yogyakarta (Bantul, Gunung Kidul,dan Sleman), Jawa Timur (Banyuwangi, Trenggalek, Pacitan, dan Jombang), Bali (Buleleng dan Jembrana), Nusa Tenggara Barat (Lombok Tengah, Lombok Timur, dan Bima) sampai Sulawesi Selatan (Gowa, Bone, Pinrang, dan Wajo),Sulawesi Barat(Polewali Mandar,Majene, Mamasa dan Mamuju)

Pisang dikategorikan menjadi tiga golongan, yakni pisang yang enak dimakan, pisang yang hanya diambil pelepah batangnya sebagai serat, dan pisang liar yang dipergunakan sebagai tanaman hias. 

Khusus untuk pisang yang enak dimakan, dibedakan lagi menjadi dua, yakni pisang meja dan pisang olah. Pisang meja adalah buah pisang yang dapat langsung dimakan tanpa dimasak terlebih dahulu, dan umumnya disediakan sebagai buah segar. Contoh, pisang ambon putih, pisang ambon hijau, pisang ambon lumut, pisang raja, pisang emas, pisang susu, pisang badak, pisang badak raksasa, dan sebagainya. 

Sementara pisang olah adalah buah pisang yang baru dapat dimakan setelah terlebih dahulu diolah, seperti direbus, dikukus, digoreng, atau dipanggang. Yang masuk kategori pisang olah adalah pisang kepok, pisang nangka, pisang kapas, pisang tanduk, pisang bakar, pisang raja uli, pisang raja siem, pisang bangkahulu, pisang lempenang, pisang ampiang, pisang udang, dan sejenisnya sesuai dengan nama daerahnya.


Limbah Pisang

Namun demikian, ada yang ”terselip” di antara budaya makan pisang itu. Apa maksudnya? Memang, produk utama tanaman pisang adalah buah pisang. 

Sementara itu, batang pisang termasuk bonggol (bagian batang paling dalam, setelah pisang dipanen) dianggap limbah. Kemudian, pada fase pembungaan dan pembuahan, setelah pembentukan sisir pisang yang terakhir, biasanya dilakukan pemotongan bunga. Dan bunga pisang yang akrab disebut jantung itu biasanya langsung dibuang, karena dianggap limbah. Apalagi kulit pisang, hampir pasti selalu dibuang sebagai limbah.

Padahal, kulit, bonggol, dan jantung pisang ternyata mengandung gizi yang cukup. Dengan melihat kandungan gizi tersebut, maka kulit, bonggol ,dan jantung pisang sangat potensial diolah menjadi bahan makanan atau minuman. Mari kita coba membuat cuka kulit pisang, dendeng jantung pisang, dan keripik bonggol pisang.


Cuka Kulit Pisang

Mula-mula kumpulkan kulit pisang sebanyak 100 kg dan lakukan proses produksi selama 4-5 minggu. Kebutuhan bahan-bahan lain mencakup: 20 kg gula pasir, 120 gr ammonium sulfit (NH4)2S03, 0,5 kg ragi roti (Saccharomyces cerevisiae) dan 25 liter induk cuka (Acetobacter aceti). 

Cara membuatnya, kulit pisang dipotong-potong atau dicacah, lalu direbus dengan air sebanyak 150 liter. Saring dengan kain dalam stoples. Berdasarkan uji lapangan, bahan awal kulit pisang yang direbus itu akan menghasilkan cairan kulit pisang kira-kira 135 liter, bagian yang hilang 7,5 kg, dan sisa bahan padat sekitar 112,5 kg. Setelah disaring ke stoples, cairan kulit pisang ini perlu ditambah ammonium sulfit dan gula pasir.

Langkah berikut, didinginkan dan tambahkan ragi roti. Biarkan fermentasi berlangsung satu minggu. Hasilnya disaring lagi. Dari 135 liter cairan kulit pisang setelah difermentasi dan disaring menjadi 130 liter larutan beralkohol, dan lima liter produk yang tidak terpakai. Pada larutan beralkohol itu ditambahkan induk cuka, dan biarkan fermentasi berlangsung selama tiga minggu.

Selanjutnya, hasil fermentasi larutan beralkohol dididihkan. Nah, dalam kondisi masih panas, cuka pisang dimasukkan ke dalam botol plastik. Lalu segera ditutup dan disimpan dalam temperatur kamar. Biasanya pemasaran cuka pisang dikemas dalam plastik berukuran 40 ml, 60 ml, atau 80 ml. Jika dihitung, dari 100 kg kulit pisang akan diperoleh sekitar 120 liter cuka pisang.


Dendeng Jantung Pisang

Untuk membuat dendeng jantung pisang perlu disiapkan sejumlah bahan, meliputi empat buah jantung pisang, satu sendok makan ketumbar, 50 gr ikan teri, 10 siung bawang merah, dan empat siung bawang putih. Sedangkan kebutuhan peralatan terdiri atas pisau, kukusan, penumbuk, dan tampah.

Cara membuatnya, ambil jantung pisang yang masih segar. Buang kelopak bagian luar hingga tampak kelopak dalamnya berwarna putih kemerah-merahan. Jantung pisang tersebut direbus sampai lunak. Lalu ditumbuk sampai halus.
Selanjutnya, bumbu-bumbu ditumbuk lalu dimasak dalam wajan. Setelah itu, tumbukan jantung pisang dimasukkan ke dalam wajan berisi bumbu. Diaduk-aduk sampai merata, lalu tambahkan gula merah. Jika sudah masak, silakan diangkat dan segera dicetak di atas tampah. Jadilah dendeng jantung pisang yang telah dicetak.
Dendeng tersebut dijemur selama 2-3 hari hingga kering. Lantas, digoreng hingga masak, dan akhirnya dikemas dalam kantong plastik.


Keripik Bonggol Pisang

Kebutuhan bahan untuk membuat keripik bonggol pisang terdiri atas bonggol pisang, natrium bisulfit, garam, bawang merah, bawang putih, minyak goreng, merica, dan air. Sedangkan piranti yang mesti disiapkan adalah pisau, baskom, wajan, ember, kompor, talenan, dan alat penunjang lainnya.

Cara membuatnya, ambil bonggol pisang, lalu kupas kulit luarnya, dan dicuci dengan air bersih. Bonggol diiris menjadi irisan-irisan tipis sekitar 0,5 cm. Irisan bonggol direndam dalam larutan natrium bisulfit satu persen selama 2-3 menit (Pedomannya: 1 gram natrium bisulfit dicairkan ke dalam 1 liter air). Setelah direndam, irisan bonggol ditiriskan.

Selanjutnya, bumbu-bumbu ditumbuk sampai halus, lalu dimasukkan ke dalam baskom dan tambahkan sedikit air. Rendam irisan bonggol dalam baskom yang berisi bumbu, lalu diaduk sampai rata, dan biarkan sekitar 5-10 menit agar bumbunya meresap.

Irisan bonggol yang telah dibumbui itu digoreng, sambil dibolak-balik hingga kematangan merata. Angkat dan tiriskan. Akhirnya, jadilah keripik bonggol pisang yang dikemas dalam kantong plastik. 

Bahkan sebuah Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) sebuah SMU di Yogyakarta telah memenangi penghargaan internasional dari World Intellectual Property Organization (WIPO) dan Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda Departemen Pendidikan Nasional lewat karyanya yaitu pemanfaatan bonggol pisang menjadi keripik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Komentarnya Disini...................

KEGIATAN