Budidaya Labu Siam
Tanaman labu tergolong mudah
ditanam, tersebar di berbagai belahan dunia. Dataran tinggi berhawa dingin
maupun dataran rendah berhawa panas tidak menjadi hambatan. Daerah dengan
ketinggian 200-1000 m dpl paling cocok ditanami labu siam. Ia mampu
berantisipasi terhadap kekurangan maupun kelebihan air.
Labu dapat
tumbuh optimal pada tanah kering dan berdrainase serta aerasi baik, gembur,
serta kaya bahan organic. Pada pH 5-6,5 cocok tumbuh.
Pengolahan
Tanah
Tanah yang
sudah diolah dengan pencangkulan 2 kali hingga gembur diberi pupuk kandang dan
ditaruh di sekitar lubang tanam. Tanah tidak perlu dibedeng atau gulud. Akan
tetapi dibuat parit kecil di sekeliling lahan dan diantara beberapa baris
tanaman.
Penanaman
Masukkan
biji yang telah bertunas dari buah labu siam tua ke dalam lubang dengan jarak
tanam 4×4 cm, dengan 2-3 biji per lubangnya.
Pemeliharaan
Penyulaman
tanaman dilakukan pada tanaman yang tidak sehat pertumbuhannya dengan bibit
baru yang kira-kira umurnya sama, dilakukan satu minggu setelah tanam.
Penyiangan gulma sebelum tanaman labu tumbuh merambat atau menjalar dan
mengurangi bahaya hama dan penyakit tanaman.
Setelah
tanaman mengeluarkan sulur, perlu dibuat para-para dengan menggunakan belahan
bambu yang ditancapkan di sekitar batang dengan tinggi bambu atau kayu 1,5 m.
Setiap bambu dijadikan tiang rambatan menyambung ke bambu lainnya di bagian
atas. Kemudian ditambahkan lagi bambu dengan posisi melintang dan membujur agar
bidang kotak menjadi sekitar 30×30 cm atau 50×50 cm.
Pemangkasan
dilakukan pada tanaman berumur 3-6 minggu, pemangkasan dilakukan pada cabang
agar tunas menyebar dengan baik sehingga buah tumbuh merata dan baik. Cabang
tua yang tidak tumbuh memanjang lagi dipotong ujungnya agar tumbuh tunas baru.
Daun-daun yang sudah tua juga dipotong.
Pemupukan
Kebutuhan
pupuk kandang adalah 5 kg per lubang tanam. Rekomendasi pupuk anorganik
tambahan untuk labu siam menurut Maynard and Hoomuth (1999) adalah
sebagai berikut:
Umur
|
Urea
|
SP36
|
ZA
|
KCl
|
Kg/hektar/musim tanam
|
||||
Sebelum
Tanam
|
149
|
250
|
72
|
|
2 minggu
setelah tanam
|
56
|
27
|
||
4 minggu
setelah tanam
|
56
|
27
|
||
6 minggu
setelah tanam
|
56
|
27
|
||
8 minggu
setelah tanam
|
56
|
27
|
Hama dan
Penyakit Tanaman
Pengendalian
hama dilakukan apabila diperlukan saja seperti serangan yang sering menyerang
yaitu ulat grayak dan kepik dapat diatasi dengan penyemprotan insektisida
marshall 200 EC 3,75 ml/l atau sevin 85 SP dengan dosis 3 gr/l.
Sedangkan
penyakit yang sering menyerang adalah cendawan fusarium atau layu fusarium
dilakukan peyemprotan fungisida antracol 70WP.
Panen
Panen
pertama dilakukan setelah tanaman berumur 4 bulan setelah tanam tergantung
tingkat perkembangan buah yang diinginkan. Cara pemanenan dapat dilakukan
dengan pemotongan tangkainya menggunakan pisau, tetapi jangan sampai jatuh
karena kulitnya mudah lecet sehingga dapat mengurangi mutunya.