Sabtu, 21 Juli 2012

CARA MENGATASI HAMA TIKUS PADA PADI

Cara Mengatasi Hama Tikus Tanaman Padi

Salah satu jenis hama yang cukup menimbulkan kerugian dalam usaha budidaya pertanian adalah tikus. Gangguan hama tikus ini sudah dimulai sejak dari persemaian hingga pada hasil pertaniaan yang sudah di simpan didalam gudang. Hama tikus dapat dengan cepat berkembang terutama bila mata rantai makanannya tidak terputus dan hama tikus juga mempunyai kemampuan untuk beradaptasi bilamana rantai makanannya terputus dengan alternatif rantai makanan lainnya. Serangan hama tikus hampir menimpa di seluruh propinsi di Indonesia. Tentunya kerugian yang ditimbulkan cukup besar, apalagi tidak diupayakan penanggulangan hama tikus. Dampaknya usaha budidaya pertanian yang dilakukan di sebagian besar wilayah Indonesia tidak mencapai hasil optimal.

Perkembangan Hama Tikus

Perkembangan hama tikus sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dalam hal ini faktor utama penentu perkembangan hama tikus adalah ketersediaan makanan. Di daerah-daerah dengan musim hujan dan musim kemarau yang tidak terlalu jauh berbeda sepanjang tahun, faktor ketersediaan makanan bagi hama tikus tidak berbeda banyak, hasilnya kepadatan populasi hama tikus juga dapat stabil. Di daerah-daerah yang jelas perbedaan antara musim hujan dan musim kemarau, kepadatan populasi hama tikus tidak stabil. Di musin hujan, bila persediaan makanan cukup populasi tikus akan berkembang pesat begitu pula sebaliknya jika persediaan makanan bagi hama tikus tidak tersedia hama tikus bahkan tidak dijumpai sama sekali.

Pola Makan Hama Tikus

Hama Tikus memiliki sifat pemakan segala tidak hanya padi hama tikus juga menyerang berbagai macam hasil pertanian seperti jagung, kedelai, ubi kayu, ubi jalar, tebu, kelapa dan tanaman hasil pertaniaan lainnya. Bila mana tidak tersedia cukup makanan tikus dapat memakan apa saja, yang terpenting bagi tikus adalam pemenuhan kebutuhan karbohidrat. Adakalanya tikus juga akan memakan jenis-jenis serangga, siput, bangkai ikan dan makanan hewan lainnya. Makanan jenis hewan dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan akan protein dan hampir seluruh waktu yang digunakan untuk makan yaitu pada malam hari.

Beberapa jenis Hama tuksu yang di kenal merusak usaha budidaya pertaninan adalah Rattus argentiventer, Rattus-rattus diardi, Rattus exultant dan Rattus norvegikus. Dua jenis tikus yang pertama di sebutkan dapat merusak usaha budidaya pertanian dari mulai proses penanaman benih hingga hasil jadi produk pertaninan yang disimpan di dalam gudang.

Marfologi Tikus Sawah (Rattus argentiventer)

Tubuh hama tikus ini umumnya berwarna kelabu gelap dengan dada berwarna keputihan. Panjang Badannya tikus sawah dari hidung sampai ujung ekor berkisar 270 -370 mm dengan berat sekitar 130 gr. Panjang ekor sama atau lebih pendek dari panjang badan. Tikus sawah mempunyai 6 pasang puting susu yang terletak dikiri dan kanan pada bahagian perut memanjang sepanjang badan. Tikus sawah dapat berkembang biak mulai pada umur 1,5 – 5 bulan setelah kawin, masa bunting memerlukan waktu 21 hari. Seekor tikus betina dapat melahirkan 8 ekor anak setiap melahirkan, dan mampu kawin lagi dalam tempo 48 jam setelah melahirkan serta mampu hamil dan menyusui dalam waktu bersamaan. Selama satu tahun satu ekor betina dapat melahirkan sampai 4 kali, sehingga dalam satu tahun dapat melahirkan sampai 32 ekor anak. Seekor tikus betina dapat bunting sebanyak 6- 8 kali dan perkehamilan bisa melahirkan sekitar 10 ekor sehingga satu ekor tikus betina berpotensi berkembang biak hingga 80 ekor per satu musim tanam.
Marfologi Tikus Rattus Exultant

Tikus ini hidup di semak-semak, padang rumput dan huma. Tubuhnya sedikit lebih kecil dari tikus sawah. Panjang badannya dari hidung sampai ujung ekornya berkisar antara 220-285 mm. Panjang ekor sama atau lebih panjang dari badannya. Puting susunya adalah 2 pasang dikiri dan dikanan sehingga puting susu berjumlah delapan. Tikus semak pandai memanjat, bahagian atas badannya warna kelabu dan bahagian bawahnya berwarna putih kelabu. Tikus ini sering didapat disemak-semak, dirumah dan dipinggir-pinggir hutan namun kurang suka didaerah banyak air.
Prilaku Hidup Hama Tikus

Tikus termasuk hama yang agak sulit dikendalikan karena hama ini mempunyai indra penciuman, peraba dan pendengaran yang tajam, gerakan untuk melakukan kegiatan dimalam hari terutama dituntun oleh misai dan bulu-bulu yang tumbuh panjang.

Hama ini sering mengerat terutama dimalam hari, yang dikerat biasanya benda-benda keras tujuan utamanya adalah untuk mempertajam gigi seri dan memelihara gigi seri agar selalu tumbuh normal. Apabila gigi serinya dibiarkan maka gigi seri tersebut dapat mengganggu kegiatan makannya. gigi serinya dapat tumbuh mencapai 15-25 mm Perkembangbiakan tikus sangat ditentukan oleh kondisi tersedianya makanan. Musim hujan dengan persediaan makanan cukup tikus akan berkembang pesat dan pada musim kemarau perkembang biakannya akan sangat terhambat bahkan dapat terhenti.
Tempat Hidup Hama Tikus

Tikus lebih suka hidup ditempat yang tersedianya makanan yang cukup yang didaerah-daerah semak yang dapat memberi perlindungan. Didaerah yang bervegetasi mereka sangat senang karena dapat memenuhi kedua kebutuhan tersebut. Tikus sawah merupakan binatang yang sangat pandai membuat liang untuk bersarang. Liang sangat berfungsi sebagai tempat berlindung dan melahirkan anak-anaknya serta menimbun makanan. Liang dibuat pada saat masa perkawinan dengan bentuk berlikuk likuk dibawah tanah sedalam 0,5 meter dan panjangnya terkadang dapat mencapai 10 meter tergantung pada perkembangan jumlah kelompoknya. Tikus yang akan melahirkan akan mengurung diri dalam liang dan menutup pintu masuk dengan tanah galian . Tutup ini akan dibuka apabila anak-anaknya sudah mulai membesar dan mampu bergerak sendiri.
Lubang tikus tidak selalu dihuni, terutama pada waktu persediaan makanan kurang atau bencana banjir. Tikus biasanya mengembara atau membuat sarang baru atau menempati lubang lama disekitar tanggul irigasi, pekarangan rumah, sekitar gudang padi, kebun tebu semak belukar, perkuburan dan tempat-tempat tanah yang tinggi. Anehnya liang yang ditinggalkan tidak digunakan oleh tikus lain kecuali tempat berlindung atau berteduh.
Kerusakan Akibat Serangan Hama Tikus

Tikus dapat menyerang beberapa jenis tanaman seperti padi, kacang tanah, kedelai, ubi kayu,ubi jalar, tebu kelapa. Tetapi tanaman yang sering diserang dan paling disenangi ialah padi. Serangan pada tanaman padi memperlihatkan pada bahagian batangnya terpotong. Bila serangan hama ini terjadi pada vase vegetatif seekor hama tikus dapat merusak tanaman antara 11-176 batang padi/malam. Pada saat bunting kemampuaan merusak meningkat menjadi 24-246 batang /malam. Besarnya kerugiannya yang disebabkan oleh tikus ditentukan oleh banyaknya anakan yang gagal menghasilkan malai masak pada waktu panen.
Pengendalian Hama tikus

Beberapa penyebab hama tikus terus menyerang tanaman padi setiap tahun dibeberapa daerah di Indonesia
  • Pengendalian Hama tikus yang dilakukan petani berjalan sendiri-sendiri
  • Monitoring yang lemah terhadap hama
  • Terlambat melakukan pengendalian dan pengendalian sering tidak berkelanjutan
Kurangnya pemahaman terhadap hama tikus dan informasi teknologi dalam memberantas hama ini. Membunuh seekor tikus betina pada waktu tanam sama dengan membunuh 80 ekor tikus setelah berkembang biak. Oleh karena itu dalam mengendalikan hama tikus diperlukan suatu strategi dengan metode konsep pengendalian hama terpadu yaitu memamfaatkan semua teknik yang kompatibel dalam suatu sisitim yang harmonis untuk mempertahankan populasi dibawah batas ambang ekonomi.
    
Beberapa cara pengendalian yang dipadukan dalam satu srtategi pengendalian hama terpadu.yaitu sbb:

  • Sanitasi lingkungan , membersihkan semak-semak dan rerumputan, membongkar liang serta sarang serta tempat perlindungan lainnya. Dengan lingkungan yang bersih tikus merasa kurang mendapatkan perlindungan.
  • Fisik dan mekanis
Pengendalian cara ini merupakan gabungan semua cara fisik untuk membunuh tikus seperti dengan pukulan, diburu dengan anjing, menggunakan perangkap, penggunaan pagar plastik. Cara ini biasanya lebih berhasil apabila dilaksanan secara massal atau grapyokan. Grapyokan dapat dilakukan bila padi sawah telah dipanen atau saat sawah sedang tidak ditanami ataupun sedang bera. Pada saat dilakukan kegiatan ini liang-liang tikus dibongkar dan tikusnya dibunuh. Pengunaan pagar plastik khususnya dilakukan pada persemaian padi. Dengan metoda ini diharapkan tikus tidak dapat masuk kedalam persemaian, dan hasilnya lebih baik bila dikombinasikan dengan pemasangan perangkap.

  • Pengaturan waktu tanam, dianjurkan untuk Penanaman yang serentak dan diupayakan keserentakan pada saat bunting dan bermalai.
  • Penggunaan bahan kimia, pemasangan umpan beracun dengan rodentisida antikogulan pada saat berangkat hingga menjelang padi bunting. 
  • Pengumpanan dihentikan apabila padi sudah bunting.
  • Pengemposan dengan asap beracun (belerang)atau pembakaran karbit pada mulut liang tikus dengan pompa kompor. pengemposan dilakukan pada saat bunting atau padi bermalai.
            
Dalam pengendalian hama tikus ada beberapa syarat untuk mencapai kesuksesan :
            - serempak meliputi areal yang luas
            - massal yaitu mengikuti semua pihak
            - berulang kali sampai populasi tidak lagi meninbulkan kerugian.

Trap Barrier System atau TBS

Trap Barrier System atau sistim perangkap bubu terdiri dari dari 3 komponen utama. Pertama adalah bubu perangkap yang berfungsi sebagai pengumpul tikus yang tertangkap. Kedua adalah pagar plastik yang berfungsi mengarahkan tikus memasuki lubang tertentu tempat bubu perangkap dipasang. Sedangkan tanaman perangkap berfungsi sebagai penarik (attractant) agar tikus bergerak kelahan penangkapan TBS.

Petak tanaman perangkap berguna untuk melindungi serangan tikus terhadap areal sekelilingnya. Makin besar petak tanaman perangkap makin besar jumlah tikus yang tertangkap. Hal ini terjadi karena tikus tertarik untuk menuju tanaman perangkap sehingga terperangkap oleh bubu perangkap. Keunggulan TBS ini adalah mampu menangkap tikus dalam jumlah besar, sehingga populasi tikus disekitar TBS menjadi rendah, hemat tenaga, dan efektif menangkap tikus secara terus menerus pada daerah endemis serta dapat mengatasi migrasi tikus sawah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Komentarnya Disini...................

KEGIATAN