Jumat, 27 April 2012

Tumbuhan Penghasil Pestisida Terbagi 5


Tumbuhan penghasil pestisida nabati dibagi menjadi lima kelompok, yaitu:
  1. Kelompok tumbuhan insektisida nabati, adalah kelompok tumbuhan yang menghasilkan pestisida pengendali hama insekta. Contoh tumbuhan dari kelompok ini adalah: piretrium, aglaia, babadotan, bengkuang, bitung, jaringau, saga, serai, sirsak, srikaya.
  2. Kelompok tumbuhan antraktan atau pemikat, adalah tumbuhan yang menghasilkan suatu bahan kimia yang menyerupai sex pheromon pada serangga betina. Bahan kimia tersebut akan menarik serangga jantan, khususnya hama lalat buah dari jenis Bactrocera dorsalis. Contoh tumbuhan dari kelompok ini adalah: daun wangi dan selasih.
  3. Kelompok tumbuhan rodentisida nabati, adalah kelompok tumbuhan yang menghasilkan pestisida pengendali hama rodentia. Tumbuh-tumbuhan ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu sebagai penekan kelahiran (efek aborsi atau kontrasepsi) dan penekan populasi, yaitu meracuninya. Tumbuhan yang termasuk kelompok penekan kelahiran umumnya mengandung steroid, sedangkan yang tergolong penekan populasi biasanya mengandung alkaloid. Dua jenis tumbuhan yang sering digunakan sebagai rodentisida nabati adalah jenis gadung KB dan gadung racun.
  4. Kelompok tumbuhan moluskisida, adalah kelompok tumbuhan yang menghasilkan pestisida pengendali hama moluska. Beberapa tanaman menimbulkan pengaruh moluskisida, diantaranya: daun sembung, akar tuba, patah tulang dan tefrosia (kacang babi).
  5. Kelompok tumbuhan pestisida serba guna, adalah kelompok tumbuhan yang tidak berfungsi hanya satu jenis saja, misalnya insektisida saja, tetapi juga berfungsi sebagai fungisida, bakterisida, moluskisida, nematisida dan lainnya. Contoh tumbuhan dari keompok ini adalah: jambu mete, lada, mimba, mindi, tembakau dan cengkih.
Pestisida nabati dapat membunuh atau mengganggu serangan hama dan penyakit melalui cara kerja yang unik, yaitu dapat melalui perpaduan berbagai cara atau secara tunggal. Cara kerja pestisida nabati sangat spesifik, yaitu :
  • merusak perkembangan telur, larva dan pupa
  • menghambat pergantian kulit
  • mengganggu komunikasi serangga
  • menyebabkan serangga menolak makan
  • menghambat reproduksi serangga betina
  • mengurangi nafsu makan
  • memblokir kemampuan makan serangga
  • mengusir serangga
  • menghambat perkembangan patogen penyakit.
Pestisida nabati mempunyai beberapa keunggulan dan kelemahan. Keunggulan pestisida nabati adalah :
  • murah dan mudah dibuat sendiri oleh petani
  • relatif aman terhadap lingkungan
  • tidak menyebabkan keracunan pada tanaman
  • sulit menimbulkan kekebalan terhadap hama
  • kompatibel digabung dengan cara pengendalian yang lain
  • menghasilkan produk pertanian yang sehat karena bebas residu pestisida kimia. 
    Sementara, kelemahannya adalah :
    (1) daya kerjanya relatif lambat;
    (2) tidak membunuh jasad sasaran secara langsung;
    (3) tidak tahan terhadap sinar matahari;
    (4) kurang praktis;
    (5) tidak tahan disimpan
    (6) kadang-kadang harus disemprotkan berulang-ulang.
Pestisida nabati dapat diaplikasikan dengan menggunakan alat semprot (sprayer) gendong seperti pestisida kimia pada umumnya.  Namun, apabila tidak dijumpai alat semprot, aplikasi pestisida nabati dapat dilakukan dengan bantuan kuas penyapu (pengecat) dinding atau merang yang diikat. Caranya, alat tersebut dicelupkan kedalam ember yang berisi larutan pestisida nabati, kemudian dikibas-kibaskan pada tanaman. Supaya penyemprotan  pestisida  nabati memberikan hasil yang baik, butiran semprot harus diarahkan ke bagian tanaman dimana jasad sasaran berada.  Apabila sudah tersedia ambang kendali hama, penyemprotan pestisida nabati sebaiknya berdasarkan ambang kendali. Untuk menentukan ambang kendali, perlu dilakukan pengamatan hama seteliti mungkin.  Pengamatan yang tidak teliti dapat mengakibatkan hama sudah terlanjur besar pada pengamatan berikutnya dan akhirnya sulit dilakukan pengendalian.
Dari brbagai sumber……
….moga bermanfaat

Proposal Pengembangan Usaha Ternak Kambing


PROPOSAL
PENGEMBANGAN USAHA TERNAK KAMBING

Pendahuluan

Terkait kebutuhan, pemenuhan gizi dan kesehatan masyarakat Indonesia, yang tidak sebanding dengan jumlah produksi ternak kambing, sehingga diperkirakan peternak tidak akan mampu memenuhi permintaan dari hari kehari. Hal ini terjadi karena pola ternak kambing di Indonesia masih didominasi oleh peternak skala kecil dengan jumlah ternak rata-rata 2 ekor per keluarga sementara pakan yang tersedia utamanya di bagian pelosok sanagat memadai. Produksi ternak skala kecil semacan ini tentunya tidak akan mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Tidak berbeda jauh dengan pola ternak yang ada di Kabupaten Polewali Mandar yang didominasi oleh peternak skala kecil dan bahkan kebanyakan dari peternak tersebut adalah buruh ternak kambing orang lain dan hasilnya di bagi, sehingga peternak-peternak tersebut tetap dalam kondisi tidak berdaya dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga dan hal tersebut berdampak pada tingkat ketidak mampuan untuk membiayai sekolah dan jaminan kesehatan bagi keluarga. Banyaknya masyarakat yang jadi buruh ternak kambingkarena kurangnya akses informasi dan permodalan bagi  masyarakat dalam membuka usaha. Lembaga Perbankkan terlalu birokratis untuk dapat di akses oleh masyarakat.

Sementara Potensi Sumberdaya Alam (SDA) dalam hal ketersediaan pakan ternak dan potensi-potensi lain untuk pakan ternak di lingkungan sekitar cukup banyak tersedia untuk memenuhi kebutuhan akan pakan ternak, antara lain :

1.      Gamal ( Saat ini di budidayakan oleh masyarakat petani sebagai pelindung kakao dalam hal ini akan menjadi dwi fungsi. )
2.      Cabang kakao hasil pemangkasan telah menjadi makanan ternak kambing
3.      Daun pisang
4.      Lantoro juga dibudidayakan untuk pelindung kakao sekaligus makanan kambing.
5.      Rumput-rumput liar yang tidak kala banyaknya dengan pakan peliharaan

Gapoktan wadah Swadya Masyarakat yang selama ini eksis mendampingi masyarakat dan memberi pelayanan peningkatan SDM.
Sesuai dengan nama Gabungan Kelompok Tani , saat ini peduli pada  masyarakat ekonomi lemah dengan pola Usaha Kelompok Ternak, mengorganisir buruh ternak kambing kedalam Usaha Kelompok Ternak  untuk memudahkan dalam pembinaan usaha ternak sehingga dapat meningkatkan taraf kesejahteraan keluarga. Akan tetapi untuk merealisasikan rencana kegiatan ini tentunya membutuhkan biaya yang cukup besar sehingga diperlukan sinergi antara pihak ketiga sebagai Pemodal, Gapoktan sebagai pendamping program dan buruh ternak yang akan ditingkatkan kesejahteraannya.

Rumusan Masalah

Tingginya tingkat  kebutuhan Aqiqah dan binatang Qurban yang tidak sebanding dengan jumlah produksi ternak dan masih banyaknya warga masyarakat khususnya yang ada di Kec. Tubbi Taramanu Kab. Polewali Mandar yang bekerja sebagai buruh ternak dalam memunuhi kebutuhan rumah tangga serta kurangnya akses informasi dan permodalan untuk membuka usaha.
Usaha Ternak Kambing   di Kec. Anreapi  Kabupaten Polewali Mandar cukup prospek untuk  di kembangkan karena :
1.      Ketersediaan Pakan ternak  di Kabupaten Polewali Mandar cukup besar khususnya Anreapi, itu bisa dilihat dari kondisi wilayah yang memiliki berbagai jenis pakan yang dapat dimakan oleh kambing
2.      Sumberdaya manusia yang rata-rata selama ini telah bekerja sebagai buruh ternak kambingsehingga mereka memiliki pengetahuan yang cukup tentang perawatan ternak kambing
3.      Kebutuhan Pasar  Kambing

Rencana Jadwal Kegiatan
  1. Pada bulan pertama, akan dilakukan sosialisai program kepada anggota kelompok, lalu kemudian dilanjutkan dengan pembuatan kandang.
  2. Bulan kedua, Pelatihan Kelompok yang meliputi .
    1. Mamfaat Berkelompok
    2. Manajemen Usaha
    3. Bisnis Plan Usaha Kelompok. 
    4. Pengelolaan Ekonomi Rumah Tangga.
  3. Bulan ketiga, pengadaan Bibit Kambing dan tenaga penyuluh dari dinas pertanian dan peternakan
  4. Bulan selanjutnya pemantauan Perkembangan Usaha  dan kendala
Tujuan Program
1. Tujuan Akhir
      Peran industri kecil dan menengah merupakan bagian penting dalam pengembangan perekonomian rakyat yang berbasis local, berorientasi ekspor, dan diharapkan perannya akan meluas dalam penyediaan lapangan pekerjaan dan usaha, peningkatan pendapatan  masyarakat, penerimaan devisa melalui kegiatan ekspor, memperkuat struktur industri, mendukung kelancaran distribusi barang dan jasa serta pelestarian seni dan budaya.

2. Tujuan Khusus
Membantu 250 (Dua Ratus Lima Puluh) orang Peternak  yang terdiri dari 25 (Dua Puluh Lima) Usaha Kelompok Ternak agar setiap satu kelompok memiliki 20 (Dua puluh) ekor kambing.   

Strategi dan Rencana Kegiatan
Keberadaan Usaha Kelompok Ternak  bagi warga miskin ditengah masyarakat telah menjadi sarana untuk meningkatkan sarana produktif (Khususnya dalam peningkatan pendapatan), menyediakan sebahagian kebutuhan yang diperlukan bagi keluarga miskin, menciptakan keharmonisan hubungan sosial antar warga, menyelesaikan masalah sosial yang dirasakan keluarga miskin, Keberadaan Usaha Kelompok Ternak merupakan media untuk meningkatkan motivasi warga miskin untuk lebih maju secara ekonomi dan sosial, meningkatkan interaksi secara sosial dan kerjasama dalam kelompok, mendayagunakan potensi dan sumber daya sosial ekonomi lokal, memperkuat budaya kewirausahaan, mengembangkan akses sosial ekonomi dengan berbagai pihak yang terkait.  

Usaha Kelompok Ternak terbentuk dilandasi oleh nilai filosofis “dari”, “oleh” dan “untuk” masyarakat. Artinya bahwa keberadaan suatu Usaha Kelompok Ternak di manapun  berada (desa atau kota ) adalah berasal dari masyarakat setempat, pembentukannya oleh masyarakat setempat dan peruntukannya juga adalah untuk anggota masyarakat setempat. Karena konsep  demikian, maka pembentukan dan pengembangan  Usaha Kelompok Ternak harus dicirikan nilai dan norma budaya setempat.
            Orientasi kegiatan pemberdayaan ini diarahkan pada upaya peningkatan produktifitas warga miskin sehingga memiliki kemampuan untuk melakukan kegiatan usaha Ekonomi Produktif yang menghasilkan keuntungan dan pendapatan, sedangkan pemerintah lebih memposisikan diri sebagai fasilitator dan motivator.

Mengapa Harus Melalui Usaha Kelompok Ternak
Yang menjadi sasaran Usaha Kelompok Ternakadalah masyarakat yang selama ini bekerja sebagai  buruh ternak kambing  dan mereka memiliki keterbatasan      berbagai hal, seperti keterbatasan Pendapatan Pendidikan, Kepemilikan, Modal, Komunikasi, Tehnologi dan lain-lain. Dengan strategi Usaha Kelompok, mereka yang selama ini bekerja sebagi buru ternak diarahkan  dalam kelompok, sehingga akan memudahkan dalam pembinaan, monitorin dan pembinaan akan lebih efektif dan efisien baik dari segi pembiayaan tenaga dan waktu yang digunakan. Di samping itu, para anggota ini dapat saling kerja sama secara lebih mudah dibandingkan bila mereka saling berpencar.

Dengan pembinaan melalui kelompok, maka diharapkan kelompok ini akan saling membantu satu sama lain antara yang lemah dan yang lebih mampu, baik dalam kemampuan, keterampilan, modal dan lain-lain yang terkait dengan kegiatan-kegiatan Usaha Kelompok Ternak. Melalui Kelompok Usaha Bersama diharapkan dapat meningkatkan  pengetahuan dan wawasan berfikir para anggota karena mereka dituntuk suatu kemampuan manajerial untuk mengelola usaha yang sedang dijalankan, dan berupaya menggali dan memamfaatkan sumber-sumber yang tersedia di lingkungan untuk keberhasilan kelompoknya . Diharapkan dengan Usaha Kelompok  dapat menumbuhkan rasa kebersamaan, kegotongroyongan, rasa kepedulian dan kesetiakawanan sosial
Jangka Waktu Program
Jangka waktu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan Pengembangan Usaha Ternak Kambing   yaitu tak terhingga dan direncanakan dimulai tahun 2010
Lokasi Kegiatan
 Kegiatan Pengembangan Ternak Kambing berlokasi di wilayah Kec. Anreapi Kabupaten Polewali Mandar,  dengan melihat Potensi yang ada  di Kecamatan Anreapi cukup banyak. Dan rata-ratamasyarakat bekerja sebagai petani dan cocok diparalelkan dengan Ternak Kambing.
Sasaran Program
Yang menjadi sasaran program Pengembangan Usaha Ternak Kambing adalah masyarakat miskin yang selama ini bekerja sebagai buruh ternak dan pada umumnya masyarakat Anreapi layak jadi peternak Kambing disesuaikan dengan wilayahnya namun pada langkah pertama ini kami hanya melayani permintaan dari 25 (Dua puluh Lima) Kelompok terdiri dari 250 orang.

Evaluasi Program
Dalam masa Program Pengembangan Usaha Kelompok Ternak Kambing, maka akan diadakan evaluasi program untuk mengukur sejauh mana program telah mencapai tujuan Khusus yang telah dibuat dan kendala yang dialami selama program berjalan.
Laporan Kegiatan

Agar Kegiatan Program pengembangan Usaha Kelompok Ternak Kambing ini dapat diketahui setiap saat maka kami selaku pelaksana program akan memberikan laporan pertriwulan atau semesteran kepada penyandan dana program.

Anggaran Kegiatan Pengembangan Usaha Kelompok Ternak Kambing  

Untuk dapat membantu 250 (Dua Ratus Lima Puluh) orang yang terdiri dari 25 Kelompok Usaha  dalam rangka peningkatan prfoduktifitas Usaha Kelompok Ternak Kambing dan peningkatan kesejahteraannya maka besar anggaran yang kami butuhkan yaitu sebesar Rp. 612.500.000,- (enam ratus tujuh puluh lima  juta rupiah)  dengan rincian sebagai berikut :

Resep Penggunaan Pestisida Nabati


RESEP PENGGUNAAN  PESTISIDA NABATI 

Tanaman Aromatik/atraktan disebabkan mengandung methyl euganol untuk penjebak Lalat buah/serangga :
Selasih (Ocimum.sp) dan Melaleuca Bracteata
Pestisida dari ikan mujair dapat mengatasi hama tanaman terong dan pare. Cara membuat pestisida organik dari ikan mujair : 1 kg ikan mujair dari empang, dimasukkan ke plastik, dibiarkan selama 3 hari. Kemudian direbus dengan dua liter air selama dua jam dan disaring. Dapat digunakan secara langsung atau ditambahkan tembakau dahulu.
Pestisida organik lainnya dapat diperoleh dari biji mahoni, kunyit, jahe, serai dan cabe. Pembuatannya dengan dihaluskan, diberi air, diperas dan disaring. Untuk cabe saat penyemprotan harus hati-hati jangan sampai berbalik arah mengenai manusia.
Pestisida dari mahoni untuk mengatasi hama tanaman terong dan pare. Kunyit, jahe, serai untuk mengatasi jamur tanaman dan buah. Cabe untuk mengatasi semua jenis hama kecuali hama di dalam tanah
Menanggulangi penyakit keriting pada cabai, Bahan: brotowali satu kilogram (atau daun-daunan yang pahit), kapur 10 sendok makan, kunyit satu kilogram.Cara membuat: Ketiga bahan ditumbuk dan diambil airnya lalu dicampur dengan air 30-50 liter. Bahan ini siap digunakan untuk mengendalikan penyakit keriting pada cabai.

Mencegah semut pada persemaian, Bahan: kunir satu ons, laos satu onsCara pembuatan: kunir dan laos dihaluskan kemudian ditambah air secukupnya lalu disaring.Cara pemakaian: larutan hasil saringan dimasukkan dalam penyemprot yang sudah berisi air (10 liter), semprotkan di lahan sehari sebelum digunakan untuk menyemai tanaman dan diulang tiga hari sesudah tanaman disemai.

Pengendalian ulat pada tanaman padi, Bahan: tanaman sere (seluruh bagian dan air).Cara pembuatan: tanaman sere (250 gram) ditumbuk sampai halus. Tambahkan air secukupnya (empat gelas). Saringlah agar diperoleh cairan sere.Cara pemakaian: larutan dicampur dengan 13 liter air. Semprotkan pada tanaman padi yang terserang ulat (hama putih, penggulung daun, penggerek batang). Untuk penggerek batang satu minggu setelah dijumpai adanya telur.

Mengendalikan ulat pada tanaman tomat, cabai, melon dan semangka, Bahan: puntung rokok satu ons dan air tujuh liter.Cara pembuatan: masukkan puntung rokok dalam air. Biarkan selama 4–7 hari. Saringlah agar diperoleh air larutan yang bersih. Gunakan untuk mengendalikan hama yang menyerang tanaman. Penyemprotan pada pagi dan sore hari.

Pengendalian ulat grayak dan wereng, Bahan: 250 gram daun sirsak segar, air ½ liter.Cara pembuatan: daun sirsat yang masih segar ditumbuk halus ditambah dengan air kemudian disaring.Pemakaian: campurlah saringan air sirsat segar tersebut dengan air 14 liter dan semprotkan pada tanaman yang terserang hama.

Penyakit keriting pada cabai, Bahan: abu dapur dua kilogram, tembakau ¼ kg, belerang tiga ons.Cara pembuatan: ketiga bahan direndam dalam air selama 3–5 hari. Saring air rendaman tersebut dan semprotkan pada tanaman yang terkena penyakit keriting.Cara yang lain, bisa juga dengan menaburkan secara langsung abu dapur pada tanaman yang terserang penyakit keriting.

Mengendalikan hama wereng, Bahan: kecubung dua butir, jenu satu kilogram.Cara pembuatan: kedua bahan direbus dengan air sampai mendidih. Saringlah air tersebut. Cara penggunaan: setiap satu liter air rebusan dicampur dengan 16 liter air. Semprotkan pada tanaman yang terserang hama wereng.

Mengendalikan ulat grayak, ulat lain dan serangga, Bahan: segenggam daun gamal (satu kilogram), lima liter air, 250 mg tembakau rokok (sudah dirokok).Cara membuat: segenggam pucuk daun gamal ditumbuk halus. Campurlah dengan air kemudian rebuslah. Dinginkan kemudian tambahkan tembakau dan aduklah hingga air berubah menjadi agak kehitaman/kemerahan.Cara penggunaan: setiap 250 cc air larutan dicampur dengan air 10 liter. Gunakan untuk mengendalikan hama yang menyerang tanaman.

Hama walangsangit, Bahan: brotowali satu kilogram dan kecubung dua butir.Cara membuat: kedua bahan tersebut direbus dengan air satu liter. Air rebusan kemudian disaring. Campuran larutan tersebut dengan air 16 liter. Gunakan untuk mengendalikan hama walangsangit yang menyerang tanaman. Penyemprotan pada pagi dan sore hari.

Untuk Mengendalikan Hama Secara Umum, Bahan :Daun nimba 8 kg, lengkuas 6 kg, serai 6 kg, deterjen 20 gram, air 20 liter.Cara Pembuatan Daun nimba, lengkuas, dan serai ditumbuk. Seluruh bahan diaduk merata dalam 20 liter air, lalu direndam selama 24 jam. Keesokan harinya larutan disaring dengan kain halus. Larutan hasil penyaringan ditambah diterjen dan diencerkan dengan 60 liter air, bisa digunakan untuk luas 1 ha. Semprotkan pada tanaman.

Untuk Mengendalikan Hama pada Bawang Merah, Bahan :Daun nimba 1 kg, umbi gadung racun 2 buah, deterjen sedikit berfungsi sebagai pelekat daun, air 20 liter.Cara Pembuatan :Daun nimba dan umbi gadung ditumbuk halus. Selanjutnya seluruh bahan diaduk merata dlam 20 liter air, dan diendapkan semalam. Keesokan harinya larutan disaring dengan kain halus dan tambahkan diterjen. Semprotkan pada tanaman bawang merah

Ramuan untuk mengendalikan Trips pada cabe, Bahan :Daun sirsak 50-100 lembar, deterjen atau sabun colek 16 gram dan air 5 liter Cara Pembuatan Daun sirsak ditumbuk halus dicampur dengan 5 liter air dan diendapkan semalam. Keesokan harinya larutan disaring dengan kain halus. Setiap 1 liter hasil saringan diencerkan dengan 10-15 liter air. Larutan siap disemprotkan ke seluruh tanaman cabe.
Ramuan untuk mengendalikan Trips, Aphid, dan kutu daun, Bahan:Daun pamor-pamor 2, 5 kg dan air 7,5 liter .Cara Pembuatan
Daun pamor-pamor ditumbuk (blender) sampai halus, kemudian tambahkan air (konsentrasi 25 %) dan permentasikan selama 1 hari. Kemudian saring ekstraknya dan tambahkan diterjen sebanyak 5 gram. Semprotkan pada tanaman.
Ramuan untuk mengendalikan penyakit Antraknose, BahanRimpang lengkuas 1 kg dan air 2 liter .Cara Pembuatan
Iris rimpang lengkuas, tempatkan pada niru dan jemur sampai kering. Kemudian cincang rimpang lengkuas sampai kecil-kecil. Selanjutnya masukkan 2 l air ke dalam panci suling, panaskan dengan nyala api yang kecil dengan kompor gas/kompor minyak, lalu masukkan rimpang lengkuas tadi ke dalam panci penguapan. Air hasil sulingan ditampung pada beaker glass. Semprotkan air sulingan tersebut dengan kosentrasi 15 % pada tanaman yang terserang Antraknose secara merata. Waktu aplikasi sebaiknya pada sore hari
Pestisida nabati daun mimba dan umbi gadung efektif untuk mengendalikan ulat dan Hama pengisap, Bahan: Daun mimba,Umbi gadung,Detergen,Air Alat: Timbangan Alat penumbuk Tempat pencampuran Pengaduk Saringan.Cara Pembuatan: Cara pembuatan pestisida nabati daun mimba dan umbi gadung adalah sebagai berikut.
1.Tumbuk halus 1 kg daun mimba dan 2 buah umbi gadung racun, tambah dengan 20 liter air + 10 g detergen, aduk sampai rata
2.Diamkan rendaman tersebut selama semalam.
3.Saring larutan hasil rendaman dengan kain halus.
4.Semprotkan larutan hasil penyaringan ke pertanaman.
- Bacillus thuringiensis, mengendalikan P. xylostella dan C. binotalis pada kubis
- Ramuan Nimba (Azadirachta indica) Lengkuas (Zingiber aromaticum), dan Serai (Andropogon nardus), mengendali-kan belalang, Kutu daun, Trips dan Aphid.
- Daun Sirsak, mengendaliak Trips pada cabe.
- Daun/sulingan minyak Selasih (Ocimum sanctum) mengen-dalikan lalat buah.
- Sulingan minyak lengkuas, mengendalikan lalat buah dan penyakit Antraknose pada cabe.
- Daun Pamor-pamor/Ki tolod (Laurentia longiflora), mengendalikan Aphid, dan Kutu daun
Untuk Mengendalikan Hama secara Umum. Bahan: Daun Mimba : 8 kg, Lengkuas : 6 kg, Serai : 6 kg, Diterjen/Sabun Colek : 20 gr, Air : 80 liter.
Cara Membuat : Daun mimba, lengkuas dan semi ditumbuk halus dicampur dengan diterjen/sabun colek lalu tambahkan 20 liter air diaduk sampai merata. Direndam selama 24 jam
kemudian saring dengan kain halus. Larutan akhir encerkan dengan 60 liter air. Larutan tersebut disemprotkan pads tanaman untuk luasan 1 hektar.
Untuk Mengendalikan Hama Trips pada Cabai, Bahan: Daun Sirsak 50 - 100 lembar, Deterjen/Sabun Colek 15 gr, Air 5 liter.
Cara Membuat : Daun sirsak ditumbuk halus dicampur dengan 5 liter air.Direndam selama 24 jam, saying dengan kain halus.Setiap liter Iarutan dapat diencerkan dengan 10 - 15liter air.Aplikasi dengan menyemprotkan larutan tersebut pada seluruh bagian tanaman yang ada hamanya.
Ramuan untuk Mengendalikan Hama Belalang dan Ulat. Bahan : Daun Sirsak 50 lembar,Daun Tembakau satu genggam, Deterjen/Sabun Colek 20 gr. Air 20 liter.
Cara membuat :Daun sirsak dan tembakau ditumbuk halus. Tambahkan deterjen/sabun colek aduk dengan 20 liter air, endapkan 24 jam. Disaring dengan kain halus dan diencerkan dengan 50 -60 liter air, aplikasi dengan cara disemprotkan.
Ramuan untuk Mengendalikan" Hama Wereng Coklat, Penggerek Batang dan Mematoda. Bahan: -Biji Mimba 50 gr, Alkohol 10 cc, Air 1 liter. Cara membuat : Biji mimba ditumbuk halus dan diaduk dengan 10 cc alkohol, encerkan dengan 1 liter air, endapkan selama 24 jam, wring dan dapat disemprotkan pada tanaman/serangga hama.
Ramuan untuk Mengendalikan Hama Tanaman Bawang Merah. Bahan :Daun Mimba 1 kg, Umbi Gadung Racun 2 buah, Deterjen/Sabun Colek sedikit,Air 20 liter. Cara membuat :Daun mimba dan umbi gadung ditumbuk halus, ditambah deterjen/sabun colek aduk dengan 20 liter air, endapkan 24 jam, saring dan dapat disemprotkan pada tanaman. Bahan : Limbah daun tembakau 200 kg.
Cara membuat :Dihancurkan/ ditumbuk dihaluskan, cara aplikasi tumbuhan dan tembakau ditaburkan bersama pemupukan untuk 1 hektar. Limbah dan tembakau itu baik untuk mengendalikan penyakit karena jamur, bakteri dan mematoda.
Ramuan untuk Mengendalikan Tikus. Bahan : Umbi Gadung Racun 1 kg, Dedak padi. 10 kg, Tepung ikan 1 ons, Kemiri sedikit,Air sedikit. Cara membuat: Umbi dikupas, dihaluskan, semua bahan dicampurkan tambah air dibuat pelet. Sebarkan pelet dipematang sawah tempat tikus bersarang. Mimba (Azadiracta indica) Cara pembuatannya dapat dilakukan dengan mengambil 2 genggam bijinya, kemudian ditumbuk.  Campur dengan 1 liter air, kemudian diaduk sampai rata.   Biarkan selama 12 jam, kemudian disaring.  Bahan saringan tersebut merupakan bahan aktif yang penggunaannya
harus ditambah dengan air sebagai pengencer. Cara lainnya adalah dengan menggunakan daunnya sebanyak 1 kg yang direbus dengan 5 liter air. Rebusan ini diamkan selama 12 jam, kemudian saring.  Air saringannya merupakan bahan pestisida alami yang dapat digunakan sebagai pengendali berbagai hama tanaman.

Jenis Hama dan Pengendaliannya (OPT)

JENIS HAMA DAN PENGENDALI ALAMINYA (OPT)
  1. Kutu Putih pada daun atau batang. Dapat digunakan siung bawang putih yang ditumbuk dan diperas airnya serta dicampurkan dengan air sesuai dosis yang diperlukan. Jika kutu melekat erat pada tanaman, dapat digunakan campuran sedikit minyak kelapa. Semprotkan campuran tersebut pada tanaman yang terserang hama.
  2. Tikus. Buah jengkol dapat ditebarkan di sekitar tanaman atau di depan lubang sarang tikus. Atau dengan merendam irisan jengkol pada air selama 2 hari. Lalu semprotkan pada tanaman padi yang belum berisi akan menekan serangan walang sangit.
  3. Berbagai serangga. Air rebusan cabai rawit yang telah dingin dan dicampur dengan air lagi serta disemprotkan ke tanaman akan mengusir berbagai jenis serangga perusak tanaman.
  4. Aphids. Air rebusan dari campuran tembakau dan teh dapat mengendalikan aphid pada tanaman sayuran dan kacang-kacangan. Air hasil rebusan di campurkan kembali dengan air sehingga lebih encer.
  5. Berbagai serangga. Air rebusan daun kemangi atau daun pepaya yang kering ataupun yang masih segar, dapat disemprotkan ke tanaman untuk mengendalikan berbagai jenis serangga.
  6. Nematoda akar. Dengan menggunakan bunga kenikir (Bunga Tahi Kotok) yang direndamkan oleh air panas mendidih. Biarkan semalam lalu saring. Hasil saringan tersebut disiramkan ke media tanaman. Penting diperhatikan media yang digunakan mudah dilalui oleh air.
  7. Mengendalikan serangga, nematoda dan jamur. Dengan membuat air hasil rendaman tumbukan biji nimba dengan air selama tiga hari. Lalu siram pada tanaman, umumnya efektif pada tanaman sayuran.
Bagaimanakah cara mengatasi serangan hama pada tanaman padi, kedelai dan hortikultura?
Tanaman Kecubung ternyata memiliki kegunaan yang dapat membantu serangan hama pada tanaman padi, kedelai dan hortikultura. Bagian buah dan daun pada tanaman kecubung ternyata mengandung racun syaraf yang sangat kuat. Cara menyiapkannya sangat sederhana, bagian buah, daun dan batang kecubung dilarutkan dalam air, lalu hasil saringannya disemprotkan pada tanaman yang terkena serangan hama (Sumber: Suharto Budiyono, Bidang Bina PTPH DIY. Yogyakarta).
Adakah cara alami pembuatan dekomposer untuk mempercepat proses pematangan kotoran ternak menjadi pupuk organik?
Siapa sangka air kumur yang dicampur dengan kulit pisang, daun kirinyuh dan dedak akan sangat membantu guna mempercepat proses pematangan kotoran ternak menjadi pupuk organik. KH. Fuad Affandi, pimpinan Pondok Pesantren Al Ittilaq, kecamatan Ranca Bali, kabupaten Bandung, campuran air kumur santri, kulit pisang, daun kirinyuh dan dedak ia jadikan mikrofermentasi alami yang dicampur pada kotoran sapi dan domba.
Benarkah kulit pisang sangat membantu untuk memenuhi kebutuhan Fosfor, Magnesium, Sulfur dan Sodium pada tanaman?
Cara praktis untuk membuktikannya adalah potong kulit pisang dan potongannya dipendam disekitar tanaman hias. Sedangkan untuk tanaman padi, 10 kg kulit pisang diblender sampai cair dengan perbandingan 10 liter air kemudian dibiarkan selama 1 malam. Saring air hasil rendaman pada keesokan harinya, 1 liter hasil saringan dicampur dengan 10 liter air sebelum disemprotkan ke tanaman
Cara alami apa yang efektif untuk mengatasi serangan hama pada tanaman Cabai?
Daun sirsak atau disebut juga tanaman nangka Belanda dapat dipergunakan untuk mengatasi Hama Thrips pada tanaman Cabai. Blender 50 – 100 lembar daun sirsak yang dicampur dengan 5 liter air dan didiamkan selama 1 malam. Saring air hasil rendaman pada keesokan harinya, 1 liter hasil saringan dicampur dengan 17 liter
air sebelum disemprotkan ke tanaman (Sumber: Petani Desa).
Seperti apa pola tumpang sari yang tepat dalam budidaya sayuran organik untuk mencegah wabah serangan hama dan penyakit?
Adalah Agus Margono, petani sayuran organik di kawasan bukit Gambungpangkalan kawasan Bandung Selatan. Tanaman Tomat ditanam dekat tanaman Bawang Daun. Aroma Bawang Daun akan mencegah serangan lalat buah.
Bagaimanakah cara mengatasi serangan ulat jengkal dan ulat api yang menyerang tanaman Teh dengan aplikasi pestisida nabati?
Sekelompok petani teh di kecamatan Cikalong Wetan, kabupaten Bandung, memanfaatkan daun tanaman Surian, Ki Pahit, dan biji Mandalika untuk mengatasi serangan ulat jengkal dan ulat api. Menurut Bp. Undang DS selaku ketua kelompok tani, ragam dedaunan itu ditumbuk dan dicampur dengan air yang berkomposisi 1:10 untuk selanjutnya didiamkan selama 1 hari. Semprotkan pada daun tanaman
yang terkena ulat maka dalam waktu 1 minggu akan terlihat hasilnya secara nyata.
Adakah ramuan nabati yang dapat membantu perangsangan buah dan batang pada tanaman?
Bp. Mashur, petani dari Kelompok Tani Berkah di dusun Tanjung Anom, desa Tandem Hilir II kecamatan Hamparan Perak, kabupaten Deli Serdang, ramuan daun mekar sore, vitamin B complex, madu, telur ayam kampung, air saringan tomat dan campuran kotoran ternak sapi yang masih baru, telah membantu meningkatkan produktivitas pertanian lahan yang ia miliki.
Cara apa yang dapat mengatasi serangan hama walangsangit dan kepiding?
Campuran minyak kelapa, air dan tembakau dapat mengatasi serangan hama yang dimaksud.
PENGENDALIAN HAMA BELALANG
Belalang Kembara merupakan hama penting di Indonesia tercatat di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Lampung, Sumatra Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat pernah terjadi ledakan Populasi hama tersebut. Hama ini merupakan salah satu faktor penghambat dalam program peningkatan produksi tanaman. Kerusakan dan kerugian yang ditimbulakan olah hama belalang kembara sangat bervariasi diikuti dengan peningkatan populasi yang tinggi. Belalang ini mempunyai sifat cenderung untuk membentuk kelompok yang besar dan suka berpindah-pindah (berimigrasi), sehingga dalam waktu yang singkat dapat menyebar pada areal yang luas. Kelompok yang berimigrasi dapat memakan tumbuhan yang dilewatinya selama dalam perjalanan.
Perilaku makan belalang kembara dewasa biasanya diwaktu hinggap pada sore hari sampai malam dan pada pagi hari sebelum terbang. Kelompok Nimfa yang berimigrasi dapat memakan tumbuhan yang dilokasi selama dalam perjalanan. Belalang ini cenderung memilih makanan yang lebih disukainya, terutama spesies tumbuhan dari Famili Graminae. Dalam keadaan eksplosi juga diserang daun-daun kelapa dan tanaman dari golongan Palma lainnya. Musuh-musuh alami belalang kembara yaitu berupa penyakit parasit dan predator. Penyakit yang menyerang belalang kembara antara lain penyakit bakteri, penyakit cendawan antara lain yaitu, parasit ini dari jenis Nematoda, dan predator dari bangsa burung dan semut. Dalam keadaan populasi belalang tinggi nampaknya peranan musuh alami ini relatif rendah.
Cara-cara pengendalian yang dapat diterapkan antara lain :
  1. Kultur Teknis: Dengan mengatur pola tanam dan menanam tanaman alternatif yang tidak disukai oleh belalang seperti tanaman kacang tanah dan ubi kayu, melakukan pengolahan tanah pada lahan yang diteluri sehingga telur tertimbun dan yang terlihat diambil.
  2. Gropyokan/Mekanik/Fisik: Kelompok tani secara aktif mencari kelompok belalang di lapangan, dengan menggunakan kayu, ranting, sapu dan jaring perangkap.
  3. Kimiawi: Pengendalian yang dapat dilakukan pada Stadium Nimfa kecil karena belum merusak. Pengendalain terhadap imago dilaksanakan pada malam hari, mulai dari belalang hinggap senja hari sampai sebelum terbang waktu pagi hari. Pengendalian sebaiknya secara langsung terhadap individu/kelompok yang ditemui di lahan.
  4. Biologis: Dengan menggunakan cendawan, dengan cara penyebaran pada tempat-tempat bertelur belalang kembara atau dengan penyemprotan dengan terlebih dahulu membuat suspensi (larutan cendawan).
  5. Pengendaliandengan Ekstrak Tuba (Deris. Sp): Ekstrak Nimba (azadiracht indica) dilakukan penyemproptan pada tanaman untuk meninggalkan “Efek Residu” pestisida pada Tanaman.

    Pestisida nabati (Ekstrak Tuba dan Nimba) merupakan salah satu komponen yang memiliki prospek yang baik untuk digunakan dalam pengendalian belalang kembara dan juga OPT lainnya, khususnya tumbuhan tuba yang tersedia dilingkungan petani. Ekstrak bisa dibuat secara sederhana dan langsung di aplikasikan oleh petani sehingga bisa dianggap murah.
 PENGENDALIAN BELALANG KEMBARA DENGAN EKSTRAK TUBA (Deris. Sp) dan EKSTRAK NIMBA (Azadiracht indica )

Mengingat adanya berbagai kekurangan dari pestisida yang ada sampai sekarang ini. Para ahli menganggap perlu diciptakan pestisida baru yang ideal, efektif mengendalian serangga, aman terhadap lingkungan dan harga terjangkau oleh pengguna. Banyak informasi hasil penelitian tentang jenis tumbuhan yang mengandung senyawa aktif dan berpotensi sebagai insektisida diantaranya adalah tuba (Deris. Sp) yang mengandung bahan aktif Rotenon dan Nimba (Azadiracht indica) mengandung bahan aktif Azadirachtin. Dapat mempengaruhi perilaku belalang dan barbagai serangga lainnya, berfungsi sebagai penghambat nafsu makan/antifedant, repallent, attractan, menghambat perkembangan serangga, menurunkan keperidian hingga berpengaruh langsung sebagai racun.
Penggunaan pestisida nabati tidak persistem/mudah terurai di alam sehingga penggunaannya aman bagi lingkungan.

PEMBUATAN EKSTRAK
Untuk mengolah bahan-bahan akar tuba dan daun nimba menjadi pestisida dapat dimulai dari teknologi sederhana yaitu penghancuran akar/daun. Pelarut air bersih, perendaman dalam wadah (jirigen). Proses ekstraksi/persenyawa bahan aktif dengan air. Proses penyaringan aplikasi pada hama sasaran. Untuk pengendalian hama belalang diperlukan dosis/takaran 1 kilogram akar tuba/daun nimba dan 20 liter air besih.

PROSES PEMBUATAN EKSTRAK
Mengumpulkan bahan baku akar tuba dan daun nimba.
Akar tuba/daun nimba dicuci dengan air sampai bersih.
Untuk akar tuba dipotong dengan ukuran kecil lebih dulu kemudian baru ditumbuk dengan menggunakan lesung.
Daun nimba langsung dihaluskan dilesung atau dapat juga diblender sampai menjadi potongan kecil.
Satu kilogram akar tuba atau daun nimba yang telah dihaluskan dimasukan kedalam jirigen isi 20 liter, kemudian ditambah air bersih.
Proses perendaman minimal 3 hari setelah itu baru dapat dipakai untuk aplikasi.

Pada saat pengendalian larutan disaring terlebih dahulu dan ditambahkan bahan perekat (Cytowett/detergen).
BAHAN BAKU
(AKAR TUBA/DAUN NIMBA)
|
PENCUCIAN
|
PENGIRISAN/PENGHALUSAN
|
PERENDAMAN
|
PENYARINGAN DAN PEMBERIAN
LARUTAN PEREKAT
|
APLIKASI/PENYEMPROTAN
 
Dalam jangka panjang untuk menghindari serangan hama belalang ekstrak tuba dan nimba dapat diolah dalam jumlah yang cukup oleh petani dan disimpan dalam waktu yang cukup lama. Sehingga sewaktu-waktu ada serangan belalang pestisida nabati tinggal disaring dan disemprotkan pada tanaman. Selama aspek teknis diperlukan langkah-langkah terpadu dalam pengedalian hama belalang kembara, antara lain sebagai berikut :

Pemantauan populasi dan keadaan penyebaran belalang hendakan mendapat perhatian yang seksama baik oleh petugas (PHP, PPL, Aparat pemandu dan lain-lain). Informasi umum mengenai perkembangannya menjadi masukkan untuk mengambil tindakan yang perlu dilakukan.

Menjaga kelestarian pemangsa belalang yang ada di alam antara lain burung dan lain-lain.

Penyuluhan secara terpadu melalui berbagai instansi yang terkait untuk menghindari pembakaran hutan, terutama disekitar areal pertanian/perkebunan yang akhirnya menjadi lahan terbuka akhirnya tidak tertangani dan tubuh belukar sehingga menjadi tempat berkembangbiaknya belalang.
Dari berbagai sumber…….moga bermanfaat bagi petani Indonesia…..

Teknik Pembuatan Pestisida Organik


TEKNIK PEMBUATAN PESTISIDA NABATI

Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tanaman atau tumbuhan.  Pestisida nabati sudah lama digunakan oleh petani. Misalnya , penggunaan tembakau sebagi pestisida nabati sudah dipraktekkan tiga abad yang lalu. Petani di Perancis pada tahun 1690 telah menggunakan perasan daun tembakau untuk mengendalikan hama sejenis kepik pada tanaman persik.  Pada waktu itu, penggunaan pestisida nabati menjadi tumpuan pengendalian hama.  Tidak hanya daun tembakau, jenis tanaman lain yang digunakan sebagai insektisida, misalnya : bubuk piretrum (bunga krisan), tanaman Derris (akar tuba), biji familia Lily dan akar Ryania.   
Bubuk piretrum telah digunakan oleh orang Parsi untuk mengendalikan kutu sejak tahun 1800, sedangkan Derris telah digunakan di Asia sejak  tahun 1848. Namun dalam kurun waktu selanjutnya, penggunaan pestisida nabati mulai ditinggalkan akbiat ditemukannya DDT pada tahun 1939 yang kemudian digunakan secara meluas. Selanjutnya, produk pestisida sintetis mulai bermunculan.  Namun penggunaanya secara kurang bijaksana dapat menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan.
Saat ini pestisida nabati mulai banyak diminati. Hal tersebut disebabkan oleh mahalnya harga pestisda kimia. Sejak terjadinya krisis moneter, harga pestisida kimia naik menjadi 2-3 kali lipat. Selain itu, penyemprotan dengan menggunakan pestisida kimia secara tidak bijaksana telah menyebabkan hama kebal terhadap pestisida. Karena beberapa hama telah kebal terhadap pestisida, petani cenderung menggunakan dosis pestisida yang lebih tinggi dan dilakukan berulang-ulang. Kondisi yang demikian dapat menimbulkan pencemaran lingkungan.
Salah satu alternatif  yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah penggunaan pestisda nabati. Penggunaan pestisida nabati selain dapat mengurangi pencemaran lingkungan, harganya lebih murah dibandingkan penggunaan pestisida sintetis/kimia.
Pestisida nabati dapat dibuat dengan menggunakan tenologi tinggi dan dapat dikerjakan dalam skala industri. Namun dapat pula dikerjakan dengan teknologi sederhana oleh kelompok tani atau perorangan. Pestisida nabati yang  dibuat secara sederhana dapat berupa larutan hasil perasan, rendaman, ekstrak, dan rebusan bagian tanaman atau tumbuhan, yakni berupa akar, umbi, batang, daun, biji, dan buah. Apabila dibandingkan dengan pestisida kimia, penggunaan pestisida nabati relatif lebih murah dan aman  serta mudah dibuat sehari.
Berdasarkan studi dari berbagai pustaka, ada beberapa jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati melalui teknologi sederhana. Jenis - jenis  tanaman tersebut beserta bagiannya antara lain :
  1. Daun tanaman gamal/ambas (Gliricida sepium)
  2. Ranting dan kulit pacar cina (Aglaoia odorata)
  3. Umbi gadung (Dioscorea hispida)
  4. Akar, batang dan daun tembakau (Nicotiana tabacum)
  5. Daun dan biji mimba (Azadirachta indica)
  6. Biji Srikaya (Annona squamosa)
  7. Biji nona Seberang/ Sirsak (Annona glabra)
  8. Akar tuba (Derris eliptica)
  9. Bunga piretrum (Chrysantemum cinerariaefolium)
  10. Daun dan biji mindi (Melia Azadirach)
  11. Daun sirih hutan (Piper sp)
  12. Biji Jarak (Ricinus communis)
  13. Daun Pepaya (Carica papaya)
Pestisida nabati dapat membunuh atau mengganggu serangga hama dan penyakit melalui cara kerja yang unik, yaitu dapat melalui perpaduan berbagai cara atau secara tunggal.
Cara kerja pestisida nabati sangat spesifik, yaitu :
(1) merusak perkembangan telur, larva, dan pupa;
(2) menghambat pergantian kulit;
(3) mengganggu komunikasi serangga ;
(4) menyebabkan serangga menolak makan;
(5) menghambat reproduksi serangga betina;
(6) mengurangi nafsu makan;
(7) Memblokir kemampuan makan serangga;
(8) Mengusir serangga ; dan
 (9) menghambat perkembangan patogen penyakit.
Pestisida nabati mempunyai beberapa keunggulan dan kelemahan. Keunggulan pestisida nabati adalah :
(1) murah dan mudah dibuat oeh petani ;
(2) relatif  aman terhadap lingkungan;
(3) tidak menyebabkan keracunan makanan pada makanan;
(4) sulit menimbulkan kekebalan terhadap hama;
(5) kompatibel digabung dengan cara pengendalian yang lain; dan
(6) menghasilkan produk pertanian yang sehat karena bebas dari residu kimia.
Sementara, kelemahannya adalah :
(1) daya kerjanya relatif lebih lambat;
(2)  tidak membunuh jasad secara langsung ;
(3) tidak tahan terhadap sinar matahari ;
(4) kurang praktis ;
(5) tidak tahan disimpan ; dan
(6) kadang-kadang harus disemprotkan berulang-ulang.
Pestisida nabati dapat diaplikasikan dengan menggunakan alat semprot (sprayer) gendong seperti pestisida kimia pada umumnya. Namun, apabila tidak dijumpai alat semprot, aplikasi pestisida nabati dapat dilakukan dengan bantuan kuas penyaput (pengecat) dinding atau merang yang diikat. Caranya, alat tersebut dicelupkan ke dalam ember yang berisi larutan pestisida nabati, kemudian dikibas-kibaskan pada tanaman. Supaya penyemprotan pestisida nabati memberikan hasil yang baik, butiran semprot harus diarahkan ke bagian tanaman di mana jasad sasaran berada. Apabila sudah tersedia batang ambang kendali, peru dilakukan pengamatan hama seteliti mungkin. Pengamatan yang tidak teliti dapat mengakibatkan hama terlanjur besar pada pengamatan berikutnya dan akhirnya sulit dilakukan pengendalian.

PROSEDUR PEMBUATAN PESTISIDA NABATI
Pembuatan pestisida nabati memerlukan alat bantu yang sederhana, antara lain blender, penumbuk, panci (wadah) selama pemanasan, ember plastik, pengaduk kayu, timbangan, pisau, serta alat bantu lainnya. Berikut ini diinformasikan teknologi sederhana pembuatan pestisida nabati yang diambil dari berbagai sumber pustaka.
  • Pestisida Nabati Daun Gamal 
Kandungan bahan aktif daun gamal adalah tannin.Ekstrak pestisida nabati daun gamal efektif untuk mengendalikan ulat dan hama pengisap.
Daun gamal dapat digunakan sebagai insektisida jika ditambah dengan minyak tanah dan detergen. Ekstrak daun gamal tanpa tambahan minyak tanah sangat rendah keefektifannya. Namun, penggunaan minyak tanah harus dilakukan dengan hati-hati. Penggunaan minyak tanah yang terlalu sering bisa menyebabkan daun terbakar. Penggunaan minyak tanah mendekati saat-saat panen dapat menimbulkan bau pada hasil pertanian.
Pestisida nabati daun gamal dibuat dengan cara sebagai berikut.
  1. Tumbuk/hancurkan 100-150 g daun gamal segar dengan penambahan 250 ml air (bisa menggunakan blender) hingga menjadi larutan.     
  2. Masukkan larutan tersebut ke dalam kantong kain halus dan peras (atau dapat pula disaring dengan saringan halus). Tampung larutan perasan atau hasil penyaringan dalam ember berukuran 10 liter.
  3. Tambahkan 250 ml minyak tanah ditambah 50 g  detergen dan aduk sampai rata.
  4. Tambahkan 8 liter air, aduk sampai rata.
  5. Semprotkan larutan tersebut ke pertanaman dengan menggunakan alat semprot.  
  • Pestisida Nabati Pacar Cina
Kandungan bahan aktif tanaman pacar cina adalah minyak atsiri, alkaloid, saponin, flavonoid, dan tanin.   Pestisida nabati pacar cina efektif untuk mengendalikan hama ulat. Cara pembuatan pestisida nabati pacar cina adalah sebagai berikut :
  1. Hancurkan 50 -100 g ranting atau kulit batang pacar cina dengan penambahan 1 liter air dan 1 g detergen (bisa juga direbus selama 45-75 menit) hingga menjadi larutan.
  2. Saring larutan tersebut dengan kain/saringan halus.
  3. Semprotkan larutan hasil penyaringan tersebut ke pertanaman.
Selamat mencoba ...
semoga bermanfaat...salam petani

     





KEGIATAN