Senin, 11 Februari 2013

BUDIDAYA BAWANG PUTIH

BUDIDAYA BAWANG PUTIH


BUDIDAYA BAWANG PUTIH
  • Bawang putih ( Nama Latin: Allium sativum L. Nama Inggris: Garlic, Famili : LILIACEAE) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang sangat dibutuhkan oleh manusia.
  • Bawang putih menghendaki iklim yang sejuk dan relatif kering.
  • Dengan demikian iklim yang paling cocok untuk bawang putih hanya di dataran tinggi.
  • Namun demikian ada varietas yang cocok untuk ditanam di dataran rendah sampai dataran medium pada ketinggian 200-700 m.
  • Suhu malam yang agak dingin diperlukan untuk pembentukan umbi.
  • pH yang dikehendaki oleh bawang putih berkisar antara 6-7.
  • Tanaman bawang putih di dataran rendah kurang baik apabila ditanam di musim hujan. Selain tanah terlalu basah, suhunya juga terlalu tinggi sehingga mempersulit pembentukan umbi. 
Pembibitan
  • Bawang putih dikembangbiakkan dengan umbi siung. Cara menanam hampir sama dengan bawang merah.
  • Keberhasilan usaha tani bawang putih sangat ditunjang oleh faktor bibit karena produksinya tergantung dari mutu bibit yang digunakan.
  • Umbi yang digunakan sebagai bibit harus bermutu tinggi, berasal dari tanaman yang pertumbuhannya normal, sehat, serta bebas dari hama dan patogen.
  • Mutu bibit/benih bawang putih yang baik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
§  Bebas hama dan penyakit
§  Pangkal batang berisi penuh dan keras
§  Siung bernas
  • Besar siung untuk bibit 1,5 sampai 3 gram.
  • Kualitas bibit merupakan faktor penentu hasil tanaman. Tanaman yang dipergunakan sebagai bibit harus cukup tua. Yaitu berkisar antara 70-80 hari setelah tanam.
  • Bibit kualitas baik adalah berukuran sedang, sehat, keras dan permukaan kulit luarnya licin/ mengkilap.
  • Cara penyimpanan yang baik dan biasa dilakukan oleh petani adalah dengan menyimpan diatas para-para dapur atau disimpan di gudang
Penyiapan Benih
  • Benih bawang putih berasal dari pembiakan generatif dengan umbinya.
  • Kultur jaringan juga merupakan  metode untuk mengisolasi bagian tanaman seperti jaringan serta menumbuhkannya dalam kondisi aseptik  sehingga bagian-bagian tersebut dapat tumbuh dan berkembang menjadi tanaman lengkap. Dengan kultur jaringan dapat diperoleh perbanyakan mikro/produksi tanaman baru dalam jumlah besar dalam waktu relatif singkat.
  • Umbi bawang putih dapat diperoleh di kios penjual bibit atau produsen bibit. Selain itu, umbi bibit juga dapat diperoleh dari hasil panen sebelumnya yang telah dipersiapkan untuk umbi bibit.
  • Penyimpanan bibit pada umumnya dilakukan oleh petani di para-para dan digantung dengan cara pengasapan.   Cara ini praktis tetapi seringkali merusak umbi bibit dan memiliki penampilan yang kurang menarik dan memberikan warna yang kecoklat-coklatan.
  • Cara penyimpanan umbi bibit lain terdiri dari penyimpanan alami, penyimpanan di  ruangan berventilasi dan penyimpanan pada suhu dingin.
  • Untuk bibit, umbi tersebut disimpan dahulu selama 3 bulan, setelah itu, kulit pembalut umbi bawang putih dikupas, lalu siungnya dipotong, jika nampak titik berwarna hijau maka bibit siap tanam.
Pengolahan Lahan
Persiapan
  • Penanaman bawang putih biasanya dilakukan di daerah persawahan yaitu setelah panen padi. 
  • Pengolahan lahan bertujuan menyiapkan kondisi tanah sesuai dengan yang diinginkannya.
  • Secara garis besar pengolahan tanah meliputi kegiatan penggemburan (dicangkul/dibajak), pembuatan bedengan dengan saluran air, pengapuran (untuk tanah asam) dan pemberian pupuk dasar.
  • Tanah yang asam dinetralkan sebulan sebelum  tanam. Bila pH kurang dari 6, dosis kapurnya sekitar 1-2 ton/ha. 
  • Jumlah bibit yang diperlukan dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain: pola tanam, jarak tanam, permukaan lahan, ukuran umbi bibit.
  • Kebutuhan umbi bibit untuk bawang putih apabila jarak tanam 20 x 20 cm jumlah kebutuhan bibit antara  200.000-250.000 siung/200 kg siung, jarak tanam 20 x 15 cm jumlah kebutuhan bibit antara 240.000-300.000 siung/sekitar 240 kg siung, dan untuk jarak tanam 20 x 10 cm jumlah kebutuhan bibitnya adalah  antara 400.000-500.000 siung/sekitar 400 kg siung. Jumlah bibit akan menentukan volume produksi.
Pembukaan Lahan
  • Lahan yang akan ditanami apabila bekas panen pada sawah masih ada maka perlu dibersihkan. 
  • Apabila lahan  yang hendak ditanami bukan bekas sawah, tanah harus dibajak/dicangkul hingga benar-benar gembur.  
  • Semprot dengan larutan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air  & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air
  • Setelah itu lahan dibiarkan selama kurang lebih 1 minggu sampai bongkahan tanah tersebut menjadi kering,  selanjutnya bongkahan tanah tersebut dihancurkan dan diratakan lalu dibiarkan lagi, beberapa hari kemudian dilakukan lagi pembajakan untuk yang kedua kalinya. Dengan cara seperti ini bongkahan tanah akan hancur lebih halus lagi.
  • Keasaman tanah yang ideal untuk budidaya bawang putih berkisar antara pH 6-6,8. Jika keasaman tanah masih normal, pH nya berkisar 5,5-7,5, belum merupakan masalah. Yang menjadi masalah adalah apabila keasaman tinggi, pH nya rendah.
  • Untuk menurunkan tingkat keasaman tanah, menaikkan pH, perlu dilakukan pengapuran.
  • Waktu pemberian kapur yang baik adalah pada saat akhir musim kemarau menjelang musim hujan. 
  • Pemberian kapur ke dalam tanah dilakukan 2-4 minggu sebelum tanaman ditanam. Selain itu, faktor cuaca juga perlu diperhatikan pada saat pemberian kapur.
  • Lahan yang akan dikapur harus dibersihkan dari rumput pengganggu (gulma). Setelah bersih, tanah dicangkul  secara keseluruhan.
  • Apabila lahan cukup luas, sebaiknya dibagi menjadi beberapa petak untuk mempermudah pemberian kapur dan agar kapur yang diberikan merata ke seluruh lahan. P
  • emberian kapur dilakukan dengan cara ditabur, seperti memupuk padi. Setelah ditaburi kapur secara merata, tanah dicangkul lagi agar kapur bercampur dengan tanah dan cepat bereaksi. 
  • Selanjutnya, tanah dibiarkan selama 2-3 minggu, lalu diolah lagi untuk ditanami. Pengapuran dilakukan secara bertahap agar kondisi lahan tidak rusak.
  •  Adapun kebutuhan Dolomit untuk menetralkan tanah adalah sebagai berikut:
§  pH tanah 4,0 = 10,24 ton/ha.
§  pH tanah 4,5 = 7,87 ton/ha.
§  pH tanah 5,0 = 5,49 ton/ha.
§  pH tanah 5,5 = 3,12 ton/ha.
§  pH tanah 6,0 = 0,75 ton/ha.
Pembentukan Bedengan
  • Pembuatan bedengan mula-mula dilakukan dengan menggali tanah untuk saluran selebar dan sedalam ± 40 cm.
  • Tanah galian tersebut diletakkan di samping kiri dan kanan saluran, selanjutnya dibuat menjadi bedengan-bedengan.
  • Lebar bedengan biasanya 80 cm dengan panjang 300 cm dan tinggi 40 cm. Tinggi bedengan dibuat berdasarkan keadaan tanah lokasi. Kalau tanahnya agak berat, bedengan perlu sedikit ditinggikan. Apabila tanahnya berpasir, bedengan tidak perlu terlalu tinggi.
  • Pemasangan Pupuk Dasar (Preplant) Pupuk dasar yang digunakan adalah pupuk kandang, Urea, Sp 36 dan Kcl.
  • Pupuk kandang di berikan sebanyak 5 ton /ha, urea 40 kg/ha, Sp36 60 kg/ha, Kcl 30 kg/ha.
  • Pemberian pupuk dasar tidak perlu terlalu dalam, cukup disebarkan di atas bedengan kemudian dicampur dengan tanah atau dibenamkan ke dalam larikan yang dibuat disamping barisan tanaman. 
  • Semprot dengan larutan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air  & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air merata di permukaan bedengan.
Pemberian Jerami Sebagai Mulsa
  • Untuk mempertahankan kondisi tanah setelah penanaman, bedengan ditutup dengan jerami secara merata.  
  • Penutupan dengan jerami jangan terlalu tebal karena dapat mempersulit bibit yang baru tumbuh untuk menembusnya.
  • Selain untuk mempertahankan kondisi tanah, mempertahankan suhu dan kelembaban permukaan, penutupan  dengan jerami juga dimaksudkan untuk memperbaiki struktur tanah, apabila jerami telah membusuk.
Teknik Penanaman
Penentuan Pola Tanam
  • Penanaman bawang putih dapat dilakukan satu atau dua kali setahun dengan mengadakan penyesuaian varietas.
  • Pola tanam bawang putih dalam setahun dapat dirotasikan sebagai berikut: 
§  Bawang putih - sayuran - bawang putih
§  Bawang putih - sayuran tumpang sari palawija - bawang putih
§  Bawang putih - tumpang sari palawija atau sayuran.
  • Penggunaan jarak tanam yang sesuai dapat meningkatkan hasil umbi per hektar.
  • Jarak tanam yang terlalu rapat akan menghasilkan umbi yang relatif kecil walaupun hasil per satuan luas meningkat.
  • Jarak tanam yang digunakan dapat bervariasi menurut kebutuhan yang paling menguntungkan, tetapi yang biasa digunakan adalah (15 x 10) cm.
Pembuatan Lubang Tanam
  • Pembuatan lubang tanam dapat dilakukan dengan tugal atau alat lain.
  • Kedalaman lubang untuk penanaman bawang putih adalah 3-4 cm (setinggi ukuran siung bibit).
  • Setelah lubang tanam terbentuk, umbi bibit siap ditanam. 
Cara Penanaman
  • Sehari sebelum ditanam, bibit bawang putih yang masih berupa umbi dipipil/dipecah satu per satu sehingga menjadi beberapa siung.
  • Rendam bibit dengan larutan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air, & WT Zpt dosis 2 ml/lt air selama 15 menit kemudian tiriskan.
  • Agar lebih mudah memecahkan umbi dan menghindari terkelupasnya kulit siung, sebaiknya umbi dijemur selama beberapa jam.
  • Bibit siung tersebut selanjutnya dimasukkan ke dalam lubang tanam di atas bedengan. Lubang tanam jangan dibuat terlalu dalam supaya bibit tidak terbenam seluruhnya.
  • Jika bibit terlalu dalam ditanam atau terbenam seluruhnya ke dalam tanah, tunas barunya akan sukar tumbuh dan dapat terjadi pembusukan bibit. Sebaliknya, lubang tanam juga jangan dibuat terlalu dangkal karena nantinya tanaman akan mudah rebah.
  • Setiap lubang ditanam satu bibit dan diusahakan agar 2/3 bagian yang terbenam ke dalam tanah dengan posisi tegak lurus. Posisi siung jangan sampai terbalik, sebab walau masih dapat  rumbuh, tetapi pertumbuhannya tidak sempurna. 
  • Semprot dengan larutan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air  & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air
Pemeliharaan Tanaman
Penjarangan dan Penyulaman
  • Bawang yang ditanam kadang-kadang tidak tumbuh karena kesalahan teknis penanaman atau faktor bibit. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika dalam suatu lahan ada tanaman yang tidak tumbuh sama sekali, ada yang tumbuh lalu mati, dan ada yang pertumbuhannya tidak sempurna. Jika keadaan ini dibiarkan, maka produksi yang  dikehendaki tidak tercapai.
  • Oleh sebab itu, untuk mendapatkan pertumbuhan yang seragam, seminggu setelah tanam dilakukan penyulaman terhadap bibit yang tidak tumbuh atau pertumbuhannya tampak tidak sempurna.
  • Biasanya untuk penyulaman dipersiapkan bibit yang ditanam di sekitar tanaman pokok atau disiapkan di tempat khusus.
  • Persiapan bibit cadangan ini dilakukan bersamaan dengan penanaman tanaman pokok.
Penyiangan
  • Pada penanaman bawang putih, penyiangan dan penggemburan dapat dilakukan dua kali atau lebih. Hal ini sangat tergantung pada kondisi lingkungan selama satu musim tanam.
  • Penyiangan dan penggemburan yang pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 2 minggu setelah tanam. 
  • Adapun penyiangan berikutnya dilaksanakan pada umur 4-5 minggu setelah tanam. Apabila gulma masih leluasa tumbuh, perlu disiang lagi.
  • Pada saat umbi mulai terbentuk, penyiangan dan penggemburan harus  dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak akar dan umbi baru.
Pembubunan
  • Dalam penanaman bawang putih perlu dilakukan pembubunan.
  • Pembubunan terutama dilakukan pada tepi bedengan yang seringkali longsor ketika diairi.
  • Pembubunan sebaiknya mengambil tanah dari selokan/ parit di sekeliling bedengan, agar bedengan menjadi lebih tinggi dan parit menjadi lebih dalam sehingga drainase menjadi normal kembali.
  • Pembubunan juga berfungsi memperbaiki struktur tanah dan akar yang keluar di permukaan tanah tertutup kembali sehingga tanaman berdiri kuat dan ukuran umbi yang dihasilkan dapat lebih besar-besar.
Pemupukan  
( dosis per
ha ) :
  • Umur 2 minggu : 40 kg Urea, 25 kg Sp36, 15 kg KCl
  • Umur 5 minggu : 30 kg Urea, 20 kg Sp36, 20 kg KCl
  • Campur secara merata ketiga jenis pupuk tersebut dan aplikasikan di sekitar rumpun atau garitan tanaman.Pemberian pupuk susulan bisa dibarengkan pada saat penyiangan.
  • Pada saat pemberian jangan sampai terkena tanaman supaya daun tidak terbakar dan terganggu pertumbuhannya.
  • Atau jika dipergunakan Pupuk Majemuk NPK (15-15-15), 60 kg/ha diberikan pada umur ± 2 minggu & 50 kg/ha diberikan pada umur ± 4 minggu
  • Penyemprotan POC Warung Tani I dosis 10 ml/ltr air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/ltr air tiap 5 -7 hari sekali mulai 7 hari setelah tanam hingga hari ke 34.
  • Mulai hari ke 35 dilakukan penyemprotan POC Warung Tani II dosis 10 ml/ltr air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/ltr air
Pengamatan Hama dan Penyakit
  • Hama Ulat bawang, S. litura dan S. Exigua. Thrips, mulai menyerang umur 30 HST karena kelembaban di sekitar tanaman relatif tinggi dengan suhu rata-rata diatas normal. Daun bawang yang terserang warnanya putih berkilat seperti perak Serangan berat terjadi pada suhu udara diatas normal dengan kelembaban diatas 70%. Jika ditemukan serangan, penyiraman dilakukan pada siang hari, amati predator kumbang macan. Populasi diatas ambang ekonomi kendalikan dengan WT Bvr dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/ltr air & WT Ajuvant dosis 2 ml/ltr air.
  • Penyakit Bercak Ungu atau Trotol, disebabkan oleh jamur Alternaria porii melalui umbi atau percikan air dari tanah. Gejala serangan ditandai terdapatnya bintik lingkaran konsentris berwarna ungu atau putih-kelabu di daun dan di tepi daun kuning serta mongering ujung-ujungnya. Serangan pada umbi sehabis panen mengakibatkan umbi busuk sampai berair dengan warna kuning hingga merah kecoklatan. Jika ada hujan rintik-rintik segera dilakukan penyiraman. Preventif dengan penyemprotan larutan WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/ltr air & WT Ajuvant dosis 2 ml/ltr air.
  • Penyakit Antraknose atau Otomotis, disebabkan oleh jamur Colletotricum gloesporiodes. Gejala serangan adalah ditandai terbentuknya bercak putih pada daun, selanjutnya terbentuk lekukan yang akan menyebabkan patahnya daun secara serentak (istilah Brebes: otomotis). Jika ada gejala, tanaman terserang segera dicabut dibakar dan dimusnahkan. Untuk jamur yang ada didalam tanah kendalikan dengan larutan WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/ltr air
  • Penyakit oleh virus.Gejalanya pertumbuhan kerdil, daun menguning, melengkung ke segala arah dan terkulai serta anakannya sedikit. Usahakan memakai bibit bebas virus dan pergiliran tanaman selain golongan bawang-bawangan. Preventif dengan larutan WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/ltr air
  • Busuk umbi oleh bakteri.Umbi yang terserang jadi busuk dan berbau. Biasa menyerang setelah dipanen. Usahakan tempat yang kering.Busuk umbi/ leher batang oleh jamur.Bagian yang terserang jadi lunak, melekuk dan berwarna kelabu. Jaga agar tanah tidak terlalu becek (atur drainase).Untuk pencegahan hama-penyakit usahakan pergiliran tanaman dengan jenis tanaman lain (bukan golongan Bawang-bawangan. Preventif dengan larutan WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/ltr air.
Catatan :  PESTISIDA Kimia digunakan sebagai alternatif terakhir untuk mengatasi serangan hama-penyakit.
PANEN
  • Bawang putih yang akan dipanen harus mencapai cukup umur. Tergantung pada varietas dan daerah.
  • Ciri tanaman bawang putih siap dipanen, daun tanaman 50 % telah menguning atau kering dan tangkai batangnya sudah keras.
  • Cara panen dapat dilakukan dengan pencabutan langsung terutama pada tanah yang ringan dan pencukilan dilakukan pada tanah-tanah bertekstur agak berat.
  • Hasil tanaman diikat sebanyak 30 tangkai tiap ikat dan dijemur selama 1 – 2 minggu.
  • Tanaman bawang putih dapat dipanen setelah berumur 95-125 hari untuk varietas lumbu hijau dan umur antara 85-100 hari untuk varietas lumbu kuning.
  • Setelah pemanenan, lahan dapat ditanami kembali setelah dibiarkan selama beberapa minggu dan diolah terlebih dahulu atau dapat pula ditanami tanaman lainnya untuk melakukan rotasi tanaman.

PASCAPANEN
  • Setelah dipanen dilakukan pengumpulan dengan cara mengikat batang semu bawang putih menjadi ikatan-ikatan kecil dan diletakkan di atas anyaman daun kelapa sambil dikeringkan untuk menjaga dari kerusakan dan mutunya tetap baik.
  • Sortasi dilakukan untuk mengelompokkan umbi bawang putih menurut ukuran dan mutunya.
  • Sebelum dilakukan penyortiran, umbi-umbi yang sudah kering dibersihkan.
  •  Akar dan daunnnya dipotong hingga hanya tersisa pangkal batang semu sepanjang ± 2 cm.
  • Ukuran atau kriteria sortasi umbi bawang putih adalah :
§  Keseragaman warna menurut jenis.
§  Ketuaan/umur umbi.
§  Tingkat kekeringan.
§  Kekompakan susunan siung.
§  Bebas hama dan penyakit.f) bentuk umbi (bulat atau lonjong).
§  Ukuran besar-kecilnya umbi.
  • Berdasarkan ukuran umbi, bawang putih dapat dikelompokkan menjadi beberapa
    kelas, yaitu :
§  kelas A: umbi yang diameternya lebih dari 4 cm.
§  kelas B: umbi yang diameternya antara 3-4 cm.
§  kelas C: umbi yang diameternya antara 2-3 cm.
§  kelas D: umbi yang kecil atau yang pecah dan rusak.
  • Dalam jumlah kecil, bawang putih biasanya disimpan dengan cara digantung ikatan-ikatannyadi atas para-para.
  • Setiap ikatan beratnya sekitar 2 kg.
  • Para-paranya dibuat dari kayu atau bambu dan diletakkan diatas dapur. Cara seperti ini sangat menguntungkan karena setiap kali dapur dinyalakan, bawang putih terkena asap. Pengasapan merupakan cara pengawetan yang cukup baik.
  • Dalam jumlah besar, caranya adalah disimpan di dalam gudang. Gudang yang akan digunakan harus mempunyai ventilasi agar bisa terjadi peredaran udara yang baik. Suhu ruangan yang diperlukan antara 25-30oC. Jika suhu ruangan terlalu tinggi, akan terjadi proses pertunasan yang cepat. Kelembaban ruangan yang baik adalah 60-70 prosen.
  • Untuk memudahkan pengangkutan bawang putih dimasukkan ke dalam karung goni atau karung plastik dengan anyaman tertentu. Alat pengangkutan bisa bermacammacam, bisa gerobak, becak, sepeda atau kendaraan bermotor.
Khasiat dan manfaat bawang putih :
  • Menghambat kemerosotan otak dan sistem kekebalan
  • Membantu menghambat proses penuaan. Menghambat pertumbuhan sel kanker.
  • Dengan mengkonsumsi bawang putih, resiko terkena kanker dapat dikurangi.
  • Bawang putih yang dikonsumsi secara rutin dalam jangka waktu tertentu dapat membantu menurunkan kadar kolesterol.
  • Zat anti-kolesterol dalam bawang putih yang bernama ajoene menolong mencegah penggumpalan darah.
  • Bawang putih dapat membantu meredakan stress, kecemasan, dan depresi.
  • Dengan efek yang lebih lembut. Bawang putih mengandung vitamin A.
  • Bawang putih mengandung vitamin B,C. kalsium. Potassium, antioksidan. karoten dan selenium.
  • Mengonsumsi 2-3 siung bawang putih sehari, akan menghindarkan dari kemungkinan berpenyakit jantung. Menyembuhkan tekanan darah tinggi. Meringankan tukak lambung. Menurunkan kolesterol dalam darah. Meningkatkan insulin darah bagi penderita diabetes. Melumpuhkan radikal bebas yang mengganggu sistem kekebalan tubuh. Bermanfaat sebagai penawar racun (detoxifier) yang melindungi tubuh dari berbagai macam penyakit. Membantu menambahkan nafsu makan apabila dimakan mentah. Menjaga stamina tubuh. Mengandung khasiat antimikroba, antitrombotik, hipolipidemik, antiarthritis, hipoglikemik, dan juga memiliki antivitas sebagai antitumor.Namun seberapapun khasiatnya sebuah obat, jika tidak dimbangi dengan pola hidup sehat semua itu sia-sia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Komentarnya Disini...................

KEGIATAN