PERENCANAAN STRATEGIS
DALAM ORGANISASI PELAYANAN SOSIAL
Abstrak:
Dalam
melaksanakan pemberian pelayanan terdapat tujuan yang harus dicapai.
Maka diperlukan langkah penting yang akan dilakukan dalam mencapai
tujuan tersebut. Perencanaan menjadi kunci penting untuk membuka gerbang
untuk mencpai tujuan tersebut. Sebab perencanaaan dapat membantu dalam
melakukan evaluasi secara berkala untuk menjamin tercapainya tujuan.
Terutama dalam organisasi pelayanan sosial merupakan wadah memberikan
pelayanan kepada klien, harus menyusun perencanaan strategis sebab
sumber daya yang dimiliki oleh organisasi tersebut boleh dikatakan masih
kurang, misalnya dana, staf, atau mungkin mereka kurang daya dalam
perencanaan. Maka perencanaan
menjadi kunci untuk menuju tujuan pelayanan yang efektif. Salah satu
metode yang harus dipahami oleh pembuat perencanaan adalah SWOT, yaitu
melihat kekuatan dan kelemahan internal lembaga serta melihat peluang
dan ancaman. Metode ini bertujuan untuk menyusun strategi prioritas
lembaga.
Pendahuluan
Sebelum
kita masuk pada perencanaan kita harus mengenal apa yang dimaksud
dengan organisasi pelayanan sosial. Organisasi pelayanan sosial
merupakan suatu wadah yang begitu “hebat” dalam konteks pemberian
pelayanan kepada masyarakat. Dalam arti hebat ini adalah dengan kondisi
sosial di masyarakat yang sering berubah dan kecenderungan pelayanan
yang harus berdaya saing (profit oriented) menyebabkan kualitas
pelayanan yang diberikan akan sangat berbeda dari tiap vendor pemberi
pelayanan. Organisasi pelayanan sosial dikatakan lebih bersifat non profit oriented
yang menyebabkan harus ekstra bekerja keras dalam memberikan pelayanan
yang terbaik. Maka dari itu setiap organisasi pelayanan sosial harus
mampu menyusun visi dan misi ke depan yang siap merespon setiap
perubahan baik internal maupun eksternal lembaga.
Jika
melihat pengertian Organisasi Sosial (ORSOS) berdasarkan Kepmensos RI
No. 40/HUK/KEP/IX/1980, yaitu suatu perkumpulan sosial yang dibentuk
oleh masyarakat baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan
hukum yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam
melaksanakan kegiatan usaha kesejahteraan sosial (UKS). Terkesan
organisasi yang khusus menangani pelayanan sosial merupakan organisasi
masyarakat yang bisa saja melakukan pelayanannnya begitu saja. Kemudian
lingkungan yang terus berubah sangat mudah menghantam
organisasi-organisasi masyarakat ini.
Tidak
mudah dalam membuat suatu perencanaan, sebab terdapat langkah yang
harus ditempuh dalam menyusun perencanaan. Maka perencanaan merupakan
hal yang sangat penting di dalam pekerjaan sosial. Perencanaan sangat
diperlukan disemua tingkatan operasi dan harus menjadi suatu bagian dari
setiap rutinitas para pekerja. Maka dalam organisasi pelayanan sosial
khususnya perencanaan strategis menjadi suatu komponen yang melibatkan
stakeholder dan mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki oleh organisasi
tersebut. Kita mengetahui, organisasi pelayanan sosial mengatakan
selalu mengatakan mereka kekurangan dalam berbagai hal hingga pelayanan
yang diberikan kurang optimal, dari kurangnya dana, kurangnya staf yang
kompeten, atau kurang motivasi, volunter tidak punya, bahkan
kegiatan/program hanya berjalan apa adanya.
Ingat,
kita hidup dalam dunia yang selalu berputar dan berubah setiap
detiknya. Keadaan ini sangat sulit untuk diramalkan, bahkan untuk
sekelas Ki Joko Bodo pun mungkin tidak bisa meramalkan apa yang akan
terjadi untuk satu detik kedepan. Inilah yang
dikatakan lingkungan eksternal yang selalu berubah-ubah dan sangat
mempengaruhi kondisi organisasi. Lingkungan ini ada yang langsung
mempengaruhi organisasi dan sebaliknya organisasi ini pun dapat
mempengaruhi lingkungan tersebut, ini yang dikatakan lingkungan mikro,
seperti lingkungan klien organisasi. Sedangkan lingkungan makro itu
sendiri adalah lingkungan yang bisa mempengaruhi organisasi, sedangkan
organisasi tidak bisa mempengaruhi secara langsung keadaan lingkungan
tersebut, lingkungan makro inilah yang memiliki pengaruh besar kepada
lembaga seperti kebijakan mengenai pelayanan sosial, keadaan ekonomi
negara, kondisi politik, dan sebagainya.
Melihat
kondisi organisasi yang serba kekurangan sumber daya ditambah keadaan
lingkungan yang terus berubah atau dinamis, dituntutlah organisasi
tersebut dapat mengantisipasinya dengan menyusun perencanaan yang dapat
melihat perubahan-perubahan yang bisa terjadi atau tidak pada masa
depan. Inilah menjadi alasan penting kenapa perencanaan diperlukan,
sebab perencanaan diadakan karena kekurangan sumber daya tadi. Jika ada
seseorang yang kaya raya, tampan, baik hati, disegani, taat beribadah,
pokoknya segala sesuatu yang baik ada di dalam dirinya, kemudian keadaan
lingkungan yang statis maka perencanaan untuk dirinya bukan suatu hal
utama yang dipikirkan, sebab ia bisa melakukan hal-hal yang tidak perlu
direncanakan lebih dalam lagi, sebab ia sudah memiliki segalanya, ia
bisa melakukan apapun. Hal ini pun sama dengan organisasi yang apabila
sudah tidak memiliki kekurangan sumber daya bisa dikatakan perencanaan
bukan suatu hal yang sangat penting. Tetapi sampai saat ini tidak ada
organisasi yang sudah siap segalanya hingga tidak memerlukan
perencanaan, tapi pasti ada kekurangan di dalamnya. Kenapa ini terjadi?
karena organisasi hidup di lingkungan yang sangat luas dan dinamis, oleh
karena itu setiap perubahan yang terjadi pada lingkungannya maka
organisasi pun harus dituntut mengantisipasi perubahan tersebut agar
tetap dalam jalur yang lurus untuk mencapai tujuan utama organisasi.
Perencanaan
merupakan suatu alat yang penting di dalam organisasi pelayanan sosial,
sebab dalam pemberian suatu pelayanan dibutuhkan perencanaan yang
mantap (perencanaan dalam konteks penyusunan suatu kegiatan program),
hal itu dapat dilihat dari beberapa alasan yaitu :
1. Efesiensi
Efesiensi
merupakan hal yang sangat diperlukan dalam setiap pelaksanaan
administrasi, baik itu dalam bisnis maupun pekerjaan sosial. Tujuannya
adalah untuk mencapai hasil yang baik dengan biaya dan usaha yang
seminimum mungkin. Dalam pekerjaan sosial, staf dan sumberdaya sangat
tebatas, maka menjadi hal utama untuk memberikan pelayanan yang dinilai
lebih efisiensi.
2. Efektifitas
Efektifitas
juga merupakan hal yang sangat penting, jika segala aktivitas tidak
direncanakan, maka hasil yang diinginkan akan sulit dicapai. Tujuan
utama dalam pekerjaan sosial adalah untuk menolong orang yang
membutuhkan. Jika usaha staf dan sumber-sumber organisasi sudah tersebar
dan perencanan bertujuan untuk kesatuan dan integrasi yang usahanya
tidak terjadi. Maka menyebabkan penghargaan tetap rendah.
3. Tanggung jawab
Perencanaan
diperlukan evaluasi dan pertanggungjawaban. Administrasi pekerjaan
sosial seharusnya mempunyai perencanaan yang baik dalam hubungan yang
obyektif yang spesifik dan evaluasi prosedur yang jelas dalam suatu
lembaga untuk ukuran program dan pelayanan kepada klien. Perencanaan
pelayanan yang tepat memungkinkan menyelesaikan riset yang objektif dan
evaluasi tentang demonstrasi yang eksperimental terdapat dalam pelayanan
reguler.
4. Moril
Perencanaan
yang hati-hati merupakan hal yang sangat penting untuk moral suatu
lembaga. Anggota staf memerlukan perasaan tentang prestasi dan kepuasan
untuk melakukan hal yang terbaik, perasaan dapat timbul ketika eksekutif
dan anggota staff bersama merencanakan total operasi perusahaan.
Proses perencanaan
Perencanan
adalah proses antisipasi terhadap hasil target dan juga dalam membuat
sebuah rencana. Schaffer (Skidmore, 1995:51) membuat daftar tentang
empat langkah mengenai perencaan, yaitu:
1. Riset,
dimaksudkan untuk menganalisis kekuatan-kekuatan lembaga, kekurangan
kelemahan serta menentukan resiko yang ditimbulkan oleh faktor eksternal
2. Formula objektif, untuk mendefinisikan apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang
3. Perencanaan yang strategis, untuk membangun sebuah sistem kerja yang mengarah pada tujuan
4. Perencanaan oprasional, untuk menciptakan langkah setiap departemen dan fungsi.
Organisasi
yang baik adalah organisasi yang memiliki tujuan berdasarkan visi dan
misi lembaga yang telah disepakati oleh pendirinya. Untuk
mewujudkan tujuan tersebut diperlukan cara untuk mencapainya yang
biasanya disebut strategi. Selanjutnya disusun perencanaan (plan), kebijakan (policies), tahap-tahap pencapaian, organisasi dan personalia yang akan melaksanakannya, dan anggaran, serta program aksi. Dalam sebuah organisasi terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi jalannya suatu organisasi. Faktor
internal dan eksternal lembaga harus diantisipasi dengan kepekaan
lembaga dengan membuat suatu rencana strategis. Perencanaan strategis
khususnya digunakan untuk mempertajam fokus organisasi, agar semua
sumber organisasi digunakan secara optimal untuk melayani misi
organisasi tersebut.
Maka
apa yang disebut perencanan strategis adalah sebuah alat manajemen, dan
sama dengan setiap alat manajemen, alat itu hanya digunakan untuk satu
maksud saja – menolong organisasi melakukan tugasnya dengan lebih baik.
Perencanaan strategis dapat membantu organisasi memfokuskan visi dan
prioritasnya sebagai jawaban terhadap lingkungan yang berubah dan untuk
memastikan agar anggota-anggota organisasi itu bekerja ke arah tujuan
yang sama (Kaye & Allison, 2005:1).
Berdasarkan
pengertian tersebut perencanaan strategis merupakan alat bantu yang
sangat penting untuk menjadi pedoman organisasi untuk mencapai visi dan
misinya. Oleh krena itu diperlukan upaya
bersama (mengerahkan) segala potensi dan sumber daya yang dimiliki
organisasi dalam proses dan aplikasinya. Selain itu perencanaan
strategis dapat dikatakan suatu proses yang harus diambil oleh suatu
organisasi untuk meyakinkan bahwa segala perubahan dapat diantisipasi
untuk tercapainya visi dan misi organisasi tersebut. Maka perencanaan
strategis merupakan suatu proses yang dilakukan secara terus-menerus dan
tidak periodik. Hal ini dapat dikatakan perencanaan strategis harus
proaktif terhadap perubahan-perubahan yang dapat mempengaruhi organisasi
untuk mencapai tujuannya.
Sangat
berbeda dengan perencanaan jangka panjang yang melihat masa depan dan
bisa diprediksi, dan beranggapan unsur perencanaan adalah suatu proses
yang dilakukan secara periodik. Berikut ini tabel mengenai perbedaan Perencanaan Jangka Panjang dan Perencanaan Strategis
Tabel
Perbedaan Perencanaan Jangka Panjang dengan Perencanaan Strategis
Perbedaan Perencanaan Jangka Panjang dengan Perencanaan Strategis
erencanaan Jangka Panjang
|
Perencanan Strategis
|
· Melihat masa depan sebagai hal yang bisa diperediksi
· Melihat perencanaan sebagai proses periodik
· Menganggap tren saat ini akan berlanjut
· Menganggap
masa depan yang paling mungkin dan menekankan kerja untuk memetakan
kejadian dari tahun ke tahun yang diperlukan untuk mencapaianya
· Tanyakan “Dalam bisnis apa kita sekarang?”
|
· Melihat masa depan sebagai hal yang tidak bisa diprediksi
· Melihat perencanaan sebagai proses terus-menerus
· Mengharapkan tren baru, perubahan, dan kejutan
· Mempertimbangkan
serangkaian masa depan yang memungkinkan dan menekankan pengembangan
strategi berdasarkan penilaian lingkungan organisasi
· Tanyakan “dalam bisnis apa kita seharusnya? Apakah kita melakukan hal yang benar?”
|
Diambil
dari Florence Green. Strategic Planning: Blueprint for Success,
California Association of Nonprofit, Februari 1994) dalam (Kaye &
Allison, 2005:6)
Maka perencanaan strategis sangat berbeda dengan perencanaan jangka panjang biasa. Dalam organisasi non profit oriented, perubahan lingkungan disekitarnya sangat cepat dan harus cepat pula diantisipasi oleh pemimpin lembaga tersebut.
Ada tiga nilai tentang perencanaan:
- Peluang sukses organisasi lebih besar bila pemimpin organisasi tersebut memiliki rencana strategis (tertulis ataupun tidak). Meski mungkin saja bisa amat sukses dan berbuat banyak kebaikan tanpa rencana strategis dengan bersikap opportunistik dan reaktif. Namun dalam jangka panjang menetapkan tujuan dan strategi tentang pekerjaan organisasi itu akan mencapai lebih banyak dibanding hanya bersikap reaktif dan opportunis.
- Peluang sukses organisasi menjadi lebih besar bila pemimpin organisasi berniat teguh membangun visi sukses yang disebarkan ke dewan, staf, relawan. Meskipun seorang pemimpin yang memiliki bakat wirausaha cemerlang barangkali dapat memimpin angkatan kerja organisasi tenpa pemahaman bersama tentang visi. Maka organisasi yang anggotanya memiliki keterlibatan mendalam pada visi sukses akan mencapai hal yang lebih hebat lagi.
- Proses perencanaan strategis yang bersifat inklusif merupakan cara yang unggul untuk mengembangkan rencana strategis dan untuk membangun keterlibatan yang memiliki basis luas akan visi bersama. Sekali lagi, kelompok kecil orang mungkin menyusun rencana dan menjual rencana itu kepada semua orang untuk melaksanakan rencana tersebut. Dalam jangka panjang, organisasi yang melibatkan banyak stakeholdernya dalam menyusun dan memperbaharui rencana strategisnya akan panjang berpotensi untuk mengejar misi yang telah dipilihnya.
Maka
perencanaan strategis merupakan proses sistemik yang disepakati
organisasi dan membangun keterlibatan di antara stakeholder utama.
Karena dengan adanya perencanaan strategis dapat digunakan untuk
mempertajam fokus organisasi, agar semua sumber organisasi digunakan
secara optimal untuk melayani misi organisasi tersebut. Ada beberapa tahapan dalam perencanaan strategis yaitu:
Tahap 1: Bersiap-siap
- Mengidentifikasi alasan-alasan untuk membuat rencana
- Memeriksa kesiapan untuk membuat rencana
- Memilih peserta perencana
- Meringkasakan profil dan riwayat organisasi
- Mengienditidikasi informasi yang dibutuhkan untuk perencanaan strategis
- Tulis “rencana membuat rencana”
Hasil Tahap 1: Kesepakatan tentang kesiapan organisasi untuk membuat rencana dan ssebuah rencana kerja perencanaan strategis
Tahap 2: Mempertegas Misi dan Visi
- Menuliskan (atau mengunjungi lagi) rumusan misi
- Membuat konsep rumusan misi
Hasil Tahap 2: Konsep rumusan misi dan konsep rumusan visi
Tahap 3: Menilai Lingkungan
- Memperbarui informasi yang dibutuhkan untuk perencanaan
- Menyatakan strategi terdahulu dan strategi saat ini
- Mengumpulkan masukan dari stakeholder internal
- Mengumpulkan masukan dari stakeholder eksternal
- Mengumpulkan informasi tentang efektifitas program
- Mengidentifikasi pertanyaan atau persoalan strategis tambahan
Hasil
Tahap 3: Sejumlah persoalan kritis yang menuntut tanggapan dari
organisasi dan basis data yang akan mendukung para perencana dalam
memilih prioritas dan strategis
Tahap 4: Menyepakati Prioritas-prioritas
- Menganalisis kaitan antara kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman (SWOT)
- Menganalisis kekuatan kompetitif program
- Memilih kriteria yang digunakan dalam menetapkan prioritas
- Memilih inti strategi masa depan
- Meringkas cakupan dan skala program
- Menuliskan tujuan dan sasaran
- Mengembangkan proyeksi finansial jangka panjang
Hasil Tahap 4: Kesepakatan tentanag prioritas inti masa depan, tujuan jangka panjang, dan sasaran khusus
Tahap 5: Penulisan Rencana Strategis
· Menuliskan rencana strategis
· Menjelaskan rencana konsep untuk dikaji ulang
· Mengadopsi rencana strategis
Hasil Tahap 5: Sebuah rencana strategis
Tahap 6: Melaksanakan Rencana Strategis
- Membuat rencana kegiatan tahunan
- Membuat anggaran kegiatan tahunan
Hasil Tahap 6: Anggaran dan rencana kegiatan tahunanyang terinci
Tahap 7: Memantau dan Mengevaluasi
- Mengevakuasi sproses perencanaan strategis
- Mengawasi dan memperbaharui perencanaan strategis
Hasil
Tahap 7: evaluasi terhadap proses perencanaan strategis dan penilaian
atas rencana operasional sdan strategis yang sedang berjalan
Metode SWOT dalam Perencanaan Strategis
Langkah-langkah
yang dilaksanakan dalam menyusun perencanaan strategis terdapat ruang
khusus untuk menganalisis data-data yang terkumpul dari tahap awal
(riset). Hasil analisis inilah yang nantinya akan memberikan
langkah-langkah prioritas bagi pembuat perencana dana akan menjawab “apa
yang akan dilakukan nanti?”. Analisis yang paling sesuai untuk
menganalisis keadaan lingkungan internal dan eksternal lembaga adalah
SWOT.
Analisis
SWOT adalah suatu analisis yang digunakan untuk mengadakan perubahan
dalam manajemen suatu organisasi (change management) secara sistematis.
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis
untuk merumuskan strategi perusahaan, dengan cara memaksimalkan kekuatan
dan peluang, namun pada saat bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan
ancaman (Freddy Rangkuti, 1997 : 19).
Lingkungan Internal
• Lingkungan
Internal adalah lingkungan organisasi yang berada di dalam organisasi
tersebut dan secara normal memiliki implikasi yang langsung dan khusus
pada perusahaan.
• Lingkungan internal mencakup Sumber daya (SDM, Sarana Prasarana dan keuangan), kapabilitas, dan kompetensi
• Dari lingkungan internal ini akan mendapatkan informasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki organisasi
Lingkungan Eskternal
• Lingkungan eksternal adalah lingkungan yang melingkupi suatu organisasi.
• Lingkungan
eksternal dapat berupa lingkungan mikro dan lingkungan makro.
Lingkungan mikro yaitu lingkungan yang mempengaruhi dan dipengaruhi
organisasi, lingkungan makro yaitu lingkungan yang mempengaruhi namun
sulit bagi organisasi untuk mempengaruhinya.
• Lingkungan eksternal ini menghasilkan Peluang dan Tantangan bagi organisasi
Strategi dalam SWOT:
• Strategi SO (Kuadran 1)
Menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan (Strength) untuk memanfaatkan peluang (Opportunity). Strategi yang harus diterapkan adalah pertumbuhan secara agresif.
• Strategi ST (Kuadran 2)
Menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan (Strength) untuk mengatasi ancaman (Threat), misalnya dengan cara strategi diversifikasi.
• Strategi WO (Kuadran 3)
Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan (Weaknesess) untuk memanfaatkan peluang (Opportunity), misalnya dengan cara meninjau kembali teknologi yang dipergunakan.
• Strategi WT (Kuadran 4)
Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan (Weaknesess) dan menghindari ancaman (Threat), organisasi hanya dapat bertahan untuk menunggu datangnya peluang-peluang baru.
Berikut adalah penempatan analisis dalam tabel SWOT
+ / -
|
Internal
|
Eksternal
|
Positif
|
Strength
(Kekuatan)
|
Opportunity
(Peluang)
|
Negatif
|
Weaknesess
(Kelemahan)
|
Threat
(Ancaman)
|
Tahapan Analisis SWOT:
• PENGUMPULAN
DATA : Cari, identifikasikan dan tentukan faktor-faktor kekuatan dan
kelemahan (faktor internal), serta faktor-faktor peluang dan ancaman
(eksternal) di sekitar organisasi Anda, masing-masing sedikitnya 5
faktor.
• Data
Internal dapat diperoleh dari dalam organisasi yang bersangkutan,
misalnya laporan keuangan, laporan kepegawaian, laporan kegiatan
operasional, laporan pelayanan atau pemasaran, dan sebagainya. sedangkan
data eksternal dapat diperoleh dari lingkungan luar organisasi,
misalnya kondisi klien, kondisi pasar / pelanggan, kondisi pesaing /
kompetitor, kondisi pemasok, analisis kebijaksanaan pemerintah, dan
sebagainya.
• Data
Internal masukkan kedalam Matriks 1 : “Matriks Faktor Strategi
Internal” (IFAS) ; dan data eksternal masukkan kedalam Matriks 2 :
“Matriks Faktor Strategi Eksternal” (EFAS).
• BERILAH
BOBOT (dalam kolom 2) masing-masing faktor yang telah
diidentifikasikan, mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0
(tidak penting). Bobot masing-masing faktor ini menunjukkan besarnya kemungkinan dampak / pengaruhnya terhadap pencapaian sasaran organisasi.
• Jumlah total dari masing-masing Matrik 1 (IFAS) dan Matriks 2 (EFAS), tidak boleh lebih dari 1,00.
• HITUNGLAH RATING (dalam kolom 3) masing-masing faktor, dengan memberikan skala mulai 4 sampai dengan 1, berdasarkan kondisi nyata faktor tersebut dalam mempengaruhi organisasi.
• Pemberian nilai rating untuk kekuatan dan peluang bersifat positif (makin
besar kekuatan / peluang, makin besar nilai rating). Sedang rating
untuk kelemahan / ancaman bersifat negatif (makin besar kelemahan /
ancaman, makin kecil nilai rating).
• KALIKAN
BOBOT (kolom 2) DENGAN RATING (kolom 3), dan hasilnya merupakan skor
pembobotan atau kekuatan relatif masing-masing faktor tersebut.
• Gunakan
kolom 5 untuk memberiikan komentar / catatan mengapa faktor-faktor
tertentu dipilih, bagaimana skor pembobotan / rating dihitung, upaya
tindak lanjut apa yang diperlukan, dan sebagainya.
• JUMLAHKAN
SKOR pembobotan pada kolom 4. Total skor ini menunjukkan bagaimana
organisasi tertentu harus bereaksi terhadap faktor-faktor strategisnya
(internal maupun eksternal).
• ANALISIS seluruh faktor internal dan eksternal yang ada dengan menggunakan Matriks 3 : SWOT (IFAS – EFAS).
1. Dari Matriks ini akan dapat dihasilkan 4 (empat) macam strategi organisasi dengan karakteristiknya masing-masing, yakni sebagai berikut :
2. Strategi SO : adalah strategi yang harus dapat menggunakan kekuatan untuk sekaligus memanfaatkan peluang yang ada.
3. Strategi WO
: adalah strategi yang harus ditujukan untuk mengurangi sebesar mungkin
kelemahan yang dihadapi, dan pada saat bersamaan memanfaatkan peluang
yang ada.
4. Strategi ST : adalah strategi yang harus mampu menonjolkan kekuatan guna mengatasi ancaman yang mungkin timbul.
5. Strategi WT : adalah strategi yang bertujuan mengatasi hambatan serta meminimalkan dampak dari ancaman yang ada.
• PUTUSKAN KEBIJAKAN yang paling feasible, applicable dan accountable untuk
dilaksanakan. Dan jelaskan (secara deskriptif argumentatif) bagaimana
operasionalisasi kebijakan tersebut dalam menunjang tercapainya sasaran /
tujuan organisasi.
Penutup
Perencanaan
strategis merupaka kunci organisasi pelayanan sosial untuk membuka
jalan baru dan memberikan penerangan bagi organisasi untuk mencapai
tujuannya.
Andaikata
kita memiliki peramal-peramal yang dilengkapi dengan tongkat ajaibnya
yang dapat diandalkan, perencanaan strategis itu akan cepat
diselesaikan. Bahkan perencanaan menjadi hal yang sangat mudah atau
bahkan tidak perlu perencanaan sama sekali. Tetapi hal yang berbeda
dengan lingkungan yang dinamis dan sulit diterka maka ada ketidakpastian
tentang masa depan, jadi rencana-rencana strategis itu lebih merupakan
peta jalan bagi sebuah negeri baru yang dibuat sebelum perjalanan itu
dilakukan. Organisasi sebagai negara tersebut sangat kekurangan sumber
daya dalam kegiatannya, baik dana, staf dan sebagainya serta dipengaruhi
oleh perubahan lingkungan yang terjadi disekitarnya, hingga sangat
tidak mungkin untuk berjalan tanpa panduan perencanaaan strategis.
Tidak
ada orang yang pernah ke tempat kita atau pergi; tempat itu ada di masa
depan. Kita dapat meminta nasihat banyak orang tentang bagaimana cara
terbaik untuk melakukan perjalanan itu. Kita dapat melakukan analisis
panjang lebar untuk meramalkan keadaan-keadaan yang akan kita jumpai dan
untuk menilai kemampuan-kemampuan kita untuk menangani berbagai
situasi. Kita dapat memimpikan bagaimana kita menghendaki berlangsungnya
perjalanan itu. Semua perjalanan ini dapat dibahas dan ditulis dalam
bentuk rencana strategis. Setelah pekerjaan itu mulai, rencana strategis itu akan mengingkatkan kita ke mana kita ingin pergi dan kemana kita tidak ingin pergi.
Daftar Bacaan:
Kaye dan Allison. 2005. Perencanaan Strategis Bagi Organisasi Nirlaba Pedoman Praktis dan Buku Kerja. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Skidmore,Rex A., 1995. Social WorkerAdministration. Allyn And Bacon : Boston-London, Sydney-Toronto.