Sabtu, 10 November 2012

KLASIFIKASI KEMAMPUAN LAHAN


Klasifikasi Kemampuan Lahan
Kemampuan penggunaan lahan adalah suatu sistematika dari berbagai penggunaan lahan berdasarkan sifat-sifat yang menentukan potensi lahan untuk berproduksi secara lestari.  Lahan diklasifikasikan atas dasar penghambat fisik.  Sistem klasifikasi ini membagi lahan menurut faktor- faktor penghambat serta potensi bahaya lain yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.  Jadi, hasil klasifikasi ini dapat digunakan untuk menentukan arahan penggunaan lahan secara umum (misalnya untuk budidaya tanaman semusim, perkebunan, hutan produksi dsb). Di areal HTI hasil klasifikasi ini terutama akan bermanfaat untuk alokasi areal sistem tumpangsari.  Klasifikasi Kemampuan Penggunaan Lahan (KPL) menggunakan metoda yang dikembangkan oleh USDA dan telah diadaptasikan di Indonesia melalui Proyek Pemetaan Sumber Daya Lahan  kerjasama antara Land Care Research New Zealand dengan Dept. Kehutanan tahun 1988- 1990 di BTPDAS Surakarta (Fletcher dan Gibb, 1990).   Ada tiga kategori dalam klasifikasi KPL, yaitu : Klas, Sub Klas dan Unit. Pengelompokan Klas didasarkan pada intensitas faktor penghambat, sedangkan Sub Klas menunjukkan jenis faktor penghambat. Tingkat terendah adalah Unit yang merupakan pengelompokan lahan yang mempunyai respon sama terhadap sistem pengelolaan tertentu.   Secara umum sistem ini menggunakan delapan Klas. Apabila makin besar faktor penghambatnya dan makin tinggi Klasnya maka akan semakin terbatas pula penggunaannya. Pembagian Klas-klas tersebut adalah sebagai berikut :
Klas I – IV dapat digunakan untuk sawah, tegalan atau tumpangsari
Klas V untuk tegalan atau tumpangsari dengan tindakan konservasi tanah
Klas VI untuk hutan produksi
Klas VII untuk hutan produksi terbatas
Klas VIII untuk hutan lindung  Adapun penghambat yang digunakan adalah e (erosi), w (drainase), s (tanah), c (iklim) dan g (kelerengan). Pada klasifikasi ini dikenal prioritas penanganan penghambat berdasarkan tingkat kemudahan penanganannya. Pada kelas yang sama, bilamana mempunyai beberapa penghambat maka akan dipilih prioritas penghambat yang paling besar. Urutan prioritas penghambat tersebut adalah (dari yang paling  mudah diatasi)  e – w -  – s – c – g. Jadi apabila hasil klasifikasi dalam satu unit lahan menunjukkan Klas IVe, IVw dan IVs, maka akan ditetapkan sebagai Klas IVs karena mempunyai jenis penghambat yang paling sulit ditangani.  Deskripsi tiap Klas, Sub Klas dan Unit dalam sistem klasifikasi KPL mengikuti standar yang ada. Deskripsi tersebut dapat dinyatakan dalam satu tabel kriteria. Kriteria ini kemudian digunakan untuk melakukan sortasi data karakteristik lahan di setiap unit lahan. Contoh kriteria untuk Klas I antara lain adalah adanya teknik konservasi tanah yang baik, tidak ada erosi, kedalaman tanah > 90 cm, lereng 0 – 8 % dan tidak ada batuan singkapan pada permukaan tanah. Secara lengkap kriteria Kemampuan Penggunaan Lahan dapat dilihat pada Lampiran 2.  Contoh operasi klasifikasi secara sederhana dapat diuraikan sebagai berikut:

Kamis, 08 November 2012

KANDUNGAN DAN MANFAAT BUAH TOMAT

Kandungan Dan Manfaat Buah Tomat

Tomat merupakan buah dengan ciri buah berbentuk bulat berwarna merah dengan kulit buah yang halus dan licin memiliki nama ilmiah Lyopercisum esculentum namun untuk beberapa jenis memiliki ciri yang berbeda. Tomat merupakan tumbuhan dari keluarga Solanaceae, tumbuhan asli Amerika Tengah dan Selatan, dari Meksiko sampai Peru. Tomat merupakan tumbuhan siklus hidup singkat, dapat tumbuh setinggi 1 sampai 3 meter. Tomat merupakan keluarga dekat dari kentang.


Di dunia kuliner, tomat sering dijadikan bahan pelengkap masakan karena akan memberikan efek segar pada masakan. Dan tomat juga sering dijadikan penghias makanan agar tampilannya lebih menarik. Sedangkan Di dunia kesehatan, tomat sering dijadikan juss karena sangat menyehatkan apalagi di konsumsi secara rutin.
Namun tahukah anda bahwa ternyata tomat memiliki kandungan dan khasiat yang luar biasa yang tidak di miliki oleh buah – buahan lainnya. 

Adapun kandungan yang dimiliki tomat antara lain :

tomat memiliki kandungan vitamin C yang lebih tinggi dibandingkan jeruk! Berdasarkan pada penelitian diketahui bahwa tanaman tomat yang berwarna merah sarat akan kandungan vitamin C dan vitamin A. Semakin matang buah tomat, kandungan vitamin nya pun semakin banyak. tomat tidak hanya kaya akan vitamin A dan vitamin C saja. Ternyata buah tomat juga mengandung Lycopene, yaitu semacam anti oksidan yang sangat berguna untuk menghancurkan radikal bebas akibat polusi kendaraan, asap rokok dan zat berbahaya lainnya yang masuk ke dalam tubuh. Lycopene juga diketahui berperan aktif dalam mencegah rusaknya sel yang bisa mengakibatkan kanker, seperti kanker prostat, kanker mulut rahim dan sebagainya.  Namun tidak hanya itu saja, Pernah liat gel di luar biji tomat kan ? Nah, ternyata gel tersebut berkhasiat mencegah pembekuan darah yang bisa menyebabkan sakit jantung dan stroke. Luar biasa Bukan ?  tidak hanya daging buahnya saja, ternyata bijinya pun berkhasiat.

MANFAAT BUAH NANAS BAGI KENERSIHAN TUBUH



MANFAAT BUAH NANAS UNTUK KEBERSIHAN TUBUH
Buah nanas
Salah satu manfaat dari buah nanas adalah sebagai pembersih tubuh. Bila kamu dalam diet sekarang ini, maka buah nanas bisa kamu jadikan pilihan. Nanas yang memiliki nama latin Ananas comosus L. Merr ini adalah tanaman yang berasal dari Bolivia, Paraguay, Brazil yang memiliki daun berujung tajam dan memanjang.
Fungsi Nanas Untuk Kesehatan
Bila anda ingin menurunkan berat badan, bisa mencoba rekomendasi dari saya. Sebab dari survey yang dilakukan, banyak yang telah menurunkan berat badan dengan ini secara ALAMI 2 - 3 kg/ minggu tanpa efek samping. Kok bisa?
Nanas memiliki manfaat yang beragam, manfaat nanas tersebut adalah sebagai berikut :

MOL BUAH MERANSANG PERTUMBUHAN TANAMAN

MOL BUAH PERANGSANG PEMBUAHAN TANAMAN

Salam Tani !! Tulisan ini diambil dari artikel masparu  di Gerbang Pertanian. Menyambung tema yang kemarin, yaitu tentang MOL. Kali ini  akan sedikit mengulas tentang MOL buah. Tidak seperti MOL yang kemarin, Mol bonggol pisang, Mol Keong mas dan Mol rebung bambu. Mol buah mempunyai fungsi yang kontradiksi yaitu sebagai penghambat pertumbuhan vegetatif (penghambat pembentukan tunas dan penghambat pembentukan anakan) dan lebih berfungsi sebagai perangsang bunga dan buah. Selain itu juga bisa berfungsi sebagai peningkat kualitas buah, seperti meningkatkan daya tahan buah dan menambah rasa manis buah. Dari pengalaman maspary mol buah juga bisa digunakan sebagai pengurai bahan organik atau pembuah kompos.
Buah yang digunakan juga bisa bervariasi tinggal pilih yang anda suka dan yang tersedia disekitar kita seperti pepaya, mangga, nangka, nanas, pisang dan tomat. Kelebihan Mol buah adalah memiliki aroma yang harum seperti aroma buah aslinya.

Rabu, 07 November 2012

BUDIDAYA LABU SIAM


Budidaya Labu Siam

Latin: Sechium edule Inggris: Chayote Cultivar: Lokal
 
Tanaman labu tergolong mudah ditanam, tersebar di berbagai belahan dunia. Dataran tinggi berhawa dingin maupun dataran rendah berhawa panas tidak menjadi hambatan. Daerah dengan ketinggian 200-1000 m dpl paling cocok ditanami labu siam. Ia mampu berantisipasi terhadap kekurangan maupun kelebihan air.
Labu dapat tumbuh optimal pada tanah kering dan berdrainase serta aerasi baik, gembur, serta kaya bahan organic. Pada pH 5-6,5 cocok tumbuh.
Pengolahan Tanah
Tanah yang sudah diolah dengan pencangkulan 2 kali hingga gembur diberi pupuk kandang dan ditaruh di sekitar lubang tanam. Tanah tidak perlu dibedeng atau gulud. Akan tetapi dibuat parit kecil di sekeliling lahan dan diantara beberapa baris tanaman.
Penanaman
Masukkan biji yang telah bertunas dari buah labu siam tua ke dalam lubang dengan jarak tanam 4×4  cm, dengan 2-3 biji per lubangnya.
Pemeliharaan
Penyulaman tanaman dilakukan pada tanaman yang tidak sehat pertumbuhannya dengan bibit baru yang kira-kira umurnya sama, dilakukan satu minggu setelah tanam. Penyiangan gulma sebelum tanaman labu tumbuh merambat atau menjalar dan mengurangi bahaya hama dan penyakit tanaman.
Setelah tanaman mengeluarkan sulur, perlu dibuat para-para dengan menggunakan belahan bambu yang ditancapkan di sekitar batang dengan tinggi bambu atau kayu 1,5 m. Setiap bambu dijadikan tiang rambatan menyambung ke bambu lainnya di bagian atas. Kemudian ditambahkan lagi bambu dengan posisi melintang dan membujur agar bidang kotak menjadi sekitar 30×30 cm atau 50×50 cm.
Pemangkasan dilakukan pada tanaman berumur 3-6 minggu, pemangkasan dilakukan pada cabang agar tunas menyebar dengan baik sehingga buah tumbuh merata dan baik. Cabang tua yang tidak tumbuh memanjang lagi dipotong ujungnya agar tumbuh tunas baru. Daun-daun yang sudah tua juga dipotong.

MANAJEMEN KANDANG KAMBING


MANAJEMEN KANDANG PEMELIHARAAN KAMBING

Dalam memelihara ternak kambing PE tentu akan muncul persoalan tempat memeliharanya , yaitu kandang kambing. Sebenarnya kandang kambing PE secara umum memiliki fungsi yang serupa dengan rumah , tentu harus memiliki keseriusan dan ketelitian agar kandang tersebut menjadi nyaman bagi kambing yang akan tinggal di dalamnya. Sedang perinsipnya membangun kandang PE adalah memiliki tujuan agar kambing nyaman dan bisa bereproduksi secara normal.

( 1 ) Syarat kandang yang baik :

1. Terpisah dari rumah ( minimal ) 5 M, sehingga tidak menimbulkan bau ke dalam rumah.
2. Lokasi kandang berada di tempat kering tidak lembab dan bebas dari lalu lintas.
3. Sirkulasi udara cukup baik.

( 2 ) Ukuran kandang

MANAJEMEN AGRIBISNIS


Manajemen agribisnis
Definisi manajemen
Banyak ahli yang memberikan definisi tentang manajemen diantaranya:
1.      Harold koontz & o’ donnel dalam bukunya yang berjudul “principles of management” mengemukakan, “manajemen adalah berhubungan dengan pencapaian sesuatu tujuan yang dilakukan melalui dan dengan orang-orang lain”. jadi manajemen :upaya yg bijaksana dalam menggunakan sarana utk mencapai tujuan  atau manajemen : bagaimana cara manajer (orangnya) mengatur, membimbing dan memimpin semua orang yang menjadi pembantunya agar usaha yang sedang digarap dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya)
2.      George r. Terry dalam buku dengan judul “principles of manajemen” memberikan definisi: “ manajemen adalah suatu proses yang membedakan atas perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan pelaksanaan dan pengawasan, dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni, agar dapat menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
3.      James a. F. Stoner, menyatakan bahwa “manajemen adalah seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang-orang”. jadi manajemen : tindakan untuk mengatur atau seni       mengatur sesuatu yang meliputi pelaksanaan dan pengawasan tindakan (apa yg dikerjakan dalam manajemen dan bagaimana fungsi manajemen)

HAMA TIKUS SAWAH DAN PENGENDALIANNYA

HAMA TIKUS SAWAH DAN PENGENDALIANNYA

PENDAHULUAN
Tikus sawah (Rattus argentiventer) merupakan hama padi utama di Indonesia, kerusakan yang ditimbulkan cukup luas dan hampir terjadi setiap musim. Tikus menyerang semua stadium tanaman padi, baik vegetatif maupun generatif, sehingga menyebabkan kerugian ekonomis yang berarti. Secara umum, di Indonesia tercatat tidak kurang dari 150 jenis tikus, sekitar 50 jenis di antaranya termasuk genera Bandicota, Rattus, dan Mus. Enam jenis tikus lebih banyak dikenal karena merugikan manusia di luar rumah, yaitu: tikus sawah (R. argentiventer), tikus wirok (B. indica), tikus hutan/belukar (R. tiomanicus), tikus semak/padang (R. exulans), mencit sawah (Mus caroli), dan tikus riul (R. norvegicus). Tiga jenis lainnya diketahui menjadi hama di dalam rumah, yaitu tikus rumah (R. rattus diardi), mencit rumah (M. musculus dan M. cervicolor).
Di Indonesia, kehilangan hasil akibat serangan tikus sawah diperkirakan dapat mencapai 200.000 – 300.000 ton per tahun. Usaha pengendalian yang intensif sering terlambat, karena baru dilaksanakan setelah terjadi kerusakan yang luas dan berat. Oleh karena itu, usaha pengendalian tikus perlu memperhatikan perilaku dan habitatnya, sehingga dapat mencapai sasaran. Tinggi rendahnya tingkat kerusakan tergantung pada stadium tanaman dan tinggi rendahnya populasi tikus yang ada.

MORFOLOGI
Tikus sawah mirip dengan tikus rumah, tetapi telinga dan ekornya lebih pendek. Ekor biasanya lebih pendek daripada panjang kepala-badan, dengan rasio  1,3%, telinga lebih pendek daripada telinga tikus rumah.
±96,4  Panjang kepala-badan 170-208 mm dan tungkai belakang 34-43 mm.
Tubuh bagian atas berwarna coklat kekuningan dengan bercak hitam pada rambut, sehingga berkesan berwarna abu-abu. Daerah tenggorokan, perut berwarna putih dan sisanya putih kelabu. Tikus betina mempunyai 12 puting susu.

HABITAT DAN PERILAKU
Tikus sawah sebagian besar tinggal di persawahan dan lingkungan sekitar sawah. Daya adaptasi tinggi, sehingga mudah tersebar di dataran rendah dan dataran tinggi. Mereka suka menggali liang untuk berlindung dan berkembangbiak, membuat terowongan atau jalur sepanjang pematang dan tanggul irigasi.
Tikus sawah termasuk omnivora (pemakan segala jenis makanan). Apabila makanan berlimpah mereka cenderung memilih yang paling disukai, yaitu biji-bijian/padi yang tersedia di sawah. Pada kondisi bera, tikus sering berada di pemukiman, mereka menyerang semua stadium tanaman padi, sejak pesemaian sampai panen. Tingkat kerusakan yang diakibatkan bervariasi tergantung stadium tanaman.

PERKEMBANGAN
Jumlah anak tikus per induk beragam antara 6-18 ekor, dengan rata-rata 10,8 ekor pada musim kemarau dan 10,7 ekor pada musim hujan, untuk peranakan pertama. Peranakan ke 2-6 adalah 6-8 ekor, dengan rata-rata 7 ekor. Peranakan ke 7 dan seterusnya, jumlah anak menurun mencapai 2-6 ekor, dengan rata-rata 4 ekor. Interval antar peranakan adalah 30-50 hari dalam kondisi normal.
Pada satu musim tanam, tikus betina dapat melahirkan 2-3 kali, sehingga satu induk mampu menghasilkan sampai 100 ekor tikus, sehingga populasi akan bertambah cepat meningkatnya. Tikus betina terjadi cepat, yaitu pada umur 40 hari sudah siap kawin dan dapat bunting. Masa kehamilan mencapai 19-23 hari, dengan rata-rata 21 hari. Tikus jantan lebih lambat menjadi dewasa daripada betinanya, yaitu pada umur 60 hari. Lama hidup tikus sekitar 8 bulan.
Sarang tikus pada pertanaman padi masa vegetatif cenderung pendek dan dangkal, sedangkan pada masa generatif lebih dalam, bercabang, dan luas karena mereka sudah mulai bunting dan akan melahirkan anak. Selama awal musim perkembangbiakan, tikus hidup masih soliter, yaitu satu jantan dan satu betina, tetapi pada musim kopulasi banyak dijumpai beberapa pasangan dalam satu liang/sarang. Dengan menggunakan Radio Tracking System, pada fase vegetatif dan awal generatif tanaman, tikus bergerak mencapai 100-200 m dari sarang, sedangkan pada fase generatif tikus bergerak lebih pendek dan sempit, yaitu 50-125 m dari sarang.
PENGENDALIAN
Tikus sawah sampai saat ini masih menjadi hama penting pada tanaman padi di Indonesia. Sebaran populasinya cukup luas dari dataran rendah sampai pegunungan, dari areal sawah sampai di gudang/perumahan. Kerusakan padi akibat serangan tikus yang mencapai ribuan hektar dilaporkan pertama kali pada tahun 1915 di Cirebon, Jawa Barat, selanjutnya tiap tahun terjadi peningkatan kerusakan tanaman padi dengan intensitas serangan sebesar 35%. Pengendalian yang sesuai untuk saat sekarang adalah pengendalian hama tikus terpadu, dengan komponen pengendalian kultur teknis, hayati, mekanis, dan kimiawi.
1. Kultur teknik
Tanam serempak. Penanaman serempak tidak harus bersamaan waktunya, jarak antara tanam awal dan akhir maksimal 10 hari. Dengan demikian diharapkan pada hamparan awah yang luas kondisi pertumbuhan tanaman relatif seragam. Apabila varietas yang ditanam petani berbeda, maka varietas padi yang berumur panjang sebaiknya ditanam lebih dahulu, sehingga minimal dapat mencapai panen yang serempak.
Apabila penanaman serempak, maka puncak populasi tikus yang padat menjadi singkat, yaitu ketika masa generatif dan pakan tersedia, pada saat itu tikus sudah menempati areal persawahan. Padat populasi mulai turun pada 6-7 minggu setelah panen, tikus mulai meninggalkan sawah dan kembali ke tempat persembunyiannya. Kondisi ini tidak menguntungkan bagi perkembangan tikus, dan sangat berlainan apabila penanaman padi tidak serempak yang memberi peluang tikus untuk lama tinggal di persawahan karena pakan tersedia.
Meminimalkan tempat persembunyian/tempat tinggal. Ukuran pematang sebaiknya mempunyai ketinggian sekitar 15 cm dan lebar 20 cm, pematang seperti ini tidak mendukung tikus dalam membuat sarang di sawah, sebab kurang lebar dan kurang tinggi bagi mereka, sehingga tidak nyaman. Mereka memerlukan paling tidak tinggi dan lebar pematang sekitar 30 cm. Lahan yang dibiarkan tidak diolah juga menjadi sarang yang nyaman bagi tikus untuk sembunyi. Oleh karena itu pengolahan tanah akan mempersempit peluang menjadi tempat persembunyian mereka.
Sanitasi. Kebersihan sawah dan lingkungan sekitar sawah penting untuk diperhatikan, agar tikus tidak bersarang disana. Rumput, perdu, maupun belukar di sekitar sawah atau sungai dekat sawah perlu dibersihkan untuk mencegah digunakan sebagai tempat berlindung tikus sebelum melakukan invasi di sawah. Menjelang panen, populasi tikus meningkat dan mereka bersembunyi di sekitar sawah, maka tanah yang tidak ditanami akan tidak disukai mereka apabila di genangi air.
2. Hayati
Pemanfaatan musuh alami tikus diharapkan dapat mengurangi populasi tikus. Ular sawah sebenarnya menjadi pemangsa tikus yang handal, hanya sekarang populasinya di alam turun drastis karena ditangkap dan mungkin lingkungan tidak cocok lagi. Burung hantu (Tito alba) kini mulai diberdayakan di beberapa daerah untuk ikut menanggulangi hama tikus. Musang sawah juga memangsa tikus, namun sekarang sangat sedikit populasinya dan sulit dijumpai di sawah.
3. Mekanis
Pagar plastik dan perangkap sistem bubu. Pesemaian merupakan awal tersedianya pakan tikus di lahan sawah, sehingga menarik tikus untuk dating. Pemasangan pagar plastik yang dikombinasikan dengan perangkap tikus dari bubu dianggap merupakan tindakan dini menanggulangi tikus sebelum populasinya meningkat. Cara ini akan lebih efektif apabila petani membuat pesemaian secara berkelompok dalam beberapa tempat saja, sehingga jumlah perangkap dan plastik sedikit.
Pemasangan perangkap diletakkan pada sudut pagar plastik, pada sudut tersebut plastik dilubangi sebesar ukuran lubang pintu perangkap. Sekitar perangkap diberi rumput untuk mengelabuhi tikus, sehingga mereka tidak menyadari kalau sudah masuk perangkap. Pagar plastik menggunakan plastik dengan lebar 50-75 cm dan panjang secukupnya. Penggunaan pagar plastik tidak hanya untuk pesemaian, tetapi dapat juga untuk lahan sawah dengan tujuan melokalisir tempat masuknya tikus, yaitu mengarahkan ke lubang perangkap.
Gropyokan. Cara ini banyak dilaksanakan di pedesaan, dengan memburu tikus di sawah. Seringkali dilibatkan anjing pelacak tikus dan jarring perangkap. Hasil gropyokan dapat dalam jumlah banyak tangkapan, apabila menyertakan banyak petani secara serempak di areal luas. Kegiatan ini memerlukan koordinasi antar petani pemilik lahan, karena tikus yang digropyok sering lari melintas batas lahan pemilik sawah.
4. Kimiawi
Umpan beracun. Cara pengendalian kimiawi dilakukan dengan menggunakan rodentisida, misalnya Ramortal, Dora, Klerat, Racumin, belerang, dan lainnya. Rodentisida yang dianjurkan sekarang adalah golongan anti koagulan yang bekerja lambat (tikus mati 2-14 hari setelah makan umpan beracun). Umumnya pelaksanaan pengendalian ini dengan memberikan umpan beracun kepada tikus. Namun sebelum dipasang umpan, perlu pemantauan tikus apakah populasinya tinggi atau belum. Tiap petakan sawah diberi sekitar 10 umpan, biasanya disediakan dulu umpan yang tidak beracun guna mengelabuhi tikus untuk tetap memakan umpan. Baru setelah beberapa lama, umpan beracun dipasang di sawah.
Fumigasi liang. Tindakan ini manjur dilakukan saat padi pada stadium awal keluar malai dan pemasakan, karena merupakan stadium perkembangan optimal tikus, yaitu induk dan anaknya berada dalam liang. Pengemposan sarang perlu diperhatikan ukuran lubang dan diusahakan agar tidak terjadi kebocoran dan asap maksimal mencapai sasaran. Pengemposan dapat dilanjutkan dengan pembongkaran sarang tikus, untuk memaksimalkan hasil pengendalian.

DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Bina Perlindungan Tanaman. 1992. Tikus Sawah. Kerjasama Teknis Indonesia-Jepang Bidang Perlindungan Tanaman Pangan. Dir. Jen. Pertanian Tan. Pangan. Dep. Tan. Jakarta. 101 hal.
Harsiwi, T., J. Priyono, and O. Murakami. 1992. Studi operasional tikus sawah Rattus argentiventer di Jatisari pada musim tanam 1991. Direktorat Bina Perlindungan Tanaman. Dirjen Pertanian Tanaman Pangan. Dep. Tan. Jakarta. 26 hal.
Program Nasional Pengendalian Hama Terpadu. 1994. Pelatihan untuk Pelatih Pengendalian Hama Terpadu dengan Tekanan pada Tikus. Proyek PHT Pusat. Departemen Pertanian. Jakarta. 59 hal.

CARA PEMBUATAN KOMPOS TRICODERMA.SP


Cara Pembuatan Kompos Trichoderma





Organisme Penganggu Tanaman (OPT) merupakan salah satu ancaman utama dalam sistem usaha tani dapat merusak kualitas maupun kuantitas produk usaha tani. Untuk mengatasi OPT tersebut umumnya petani menggunakan cara kimiawi yaitu dengan pestisida.
Disamping itu dalam usaha peningkatan produksi, petani pada umumnya menggunakan pupuk buatan, seperti Urea, SP 36, ZA, NPK, KCl dan lain-lain dimana pupuk buatan pabrik tersebut harganya semakin mahal dan kadang-kadang sulit didapat (langka).


Pestisida dan pupuk pabrik adalah merupakan bahan kimia yang apabila digunakan terus menerus untuk usaha budidaya tanaman akan terjadi dampak yang tidak kita ingini seperti :






-
-
-
-
Pencemaran lingkungan
Hama dan penyakit tanaman
Tanah menjadi keras
Tanaman mengandung residu pestisida dan residu kimia dari pupuk pabrik






Untuk mengantisipasi keadaan tersebut di atas, maka salah satu jalan yang dapat ditempuh adalah dengan penggunaan Agent Hayati, untuk pengendalian hama dan penyakit dan penggunaan kompos jerami dengan menggunakan agent hayati Trichoderma.

Jumat, 02 November 2012

CARA PEMUPUKAN BERIMBANG



CARA PEMUPUKAN BERIMBANG


Pupuk merupakan salah satu faktor produksi utama selain lahan, tenaga kerja dan modal. Pemupukan memegang peranan penting dalam upaya meningkatkan hasil pertanian.
Anjuran pemupukan terus digalakkan melalui program pemupukan berimbang (dosis dan jenis pupuk yang digunakan sesuai dengan kebutuhan tanaman dan kondisi lokasi/spesifik lokasi, namun sejak sekitar tahun 1996 telah terjadi pelandaian produktivitas (leveling off) sedangkan penggunaan pupuk terus meningkat. Hal ini berarti suatu petunjuk terjadinya penurunan efisiensi pemupukan karena berbagai faktor tanah dan lingkungan yang harus dicermati.
Takaran pupuk yang digunakan untuk memupuk satu jenis tanaman akan berbeda untuk masing-masing jenis tanah, hal ini dapat dipahami karena setiap jenis tanah memiliki karakteristik dan susunan kimia tanah yang berbeda. Oleh karena itu anjuran (rekomendasi) pemupukan harus dibuat lebih rasional dan berimbang berdasarkan kemampuan tanah menyediakan hara dan kebutuhan hara tanaman itu sendiri sehingga efisiensi penggunaan pupuk dan produksi meningkat tanpa merusak lingkungan akibat pemupukan yang berlebihan. Dari uraian di atas terlihat bahwa pemakaian pupuk secara berimbang sampai saat ini masih merupakan pilihan  yang paling baik bagi Petani dalam kegiatan usahanya untuk meningkatkan pendapatan. Percepatan peningkatan produksi pangan harus dilaksanakan secara konsepsional melalui program sosialisasi yang terpadu.
Pemupukan terhadap satu pertanaman berarti menambahkan/menyediakan unsur hara untuk tanaman. Dengan demikian program pemupukan berimbang dapat saja menggunakan pupuk tunggal (Urea/ZA, TSP/SP-36 dan KCl) dan atau pupuk majemuk (Chemical process atau Physical Blending).

Mengapa pemupukan harus berimbang?
Untuk meningkatkan hasil dan mutu beras, tanaman padi memerlukan zar hara dalam jumlah banyak diantaranya nitrogen (N), fosfat (P), kalium (K) dan belerang (S). Kecuali itu diperlukan hara sekunder Kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) serta hara mikro yang jumlahnya sangat sedikit seperti seng (Zn), tembaga (Cu), besi (Fe).
Tanaman yang kekurangan Urea (zat hara N) tumbuhnya kerdil, anakan sedikit dan daunnya berwarna kuning pucat, terutama daun tua. sebaliknya tanaman yang dipupuk Urea berlebihan, tumbuhnya subur, daun hijau anakan banyak tetapi jumlah malai sedikit, mudah rebah dan pemasakan lambat.
Tanaman yang kekurangan zat hara fosfat (P) tumbuhnya kerdil, daun berwarna hijau tua, anakan sedikit, malai dan gabah sedikit, pemasakan lambat dan sering tidak menghasilkan gabah. Sedangkan tanaman yang kekurangan Kalium (K), batangnya tidak kuat, daun terkulai dan cepat menua, mudah terserang hama dan penyakit, mudah rebah, gabahnya banyak yang hampa, butir hijau banyak dan mutu beras menurun.
Meskipun kebutuhan zat hara belerang tidak sebanyak N, tetapi apabila  kekurangan maka tanaman juga kerdil, daun berwarna kuning pucat, terutama daun muda, hasil gabah, dan mutu beras menurun.
Agar tanaman tumbuh sehat dengan hasil dan mutu beras tinggi, maka zat-zat hara tersebut jumlahnya dalam tanah harus cukup untuk memenuhi kebutuhan tanaman. Apabila salah satu zat hara tersebut jumlahnya dalam tanah tidak cukup, maka hasil dan mutu beras akan menurun. Oleh karena itu pemupukan harus berimbang, dimana jenis dan dosis pupuk harus sesuai dengan kebutuhan tanaman dan jumlah zat hara yang tersedia dalam tanah (tingkat kesuburan tanah).

CARA BUAT MINYAK GOSOK HERBAL



Tips membuat minyak gosok herbal
Kebali Kealam untuk kesehatan...kita saya akan berbagi..cara membuat minyak gosok herbal secara alami.......

Bahan :

  • Jahe
  • kencur
  • Daun bakung di iris-iris
  • Lempuyang encrit
  • Minyak kelapa (tapi bukan yang sawit lhoooo....)
  • Minyak sereh
  • Minyak gandaria
Cara Membuat :
 keringkan semua bahan yaitu jahe, kencur, lempuyang encrit, dan daun bakung kemudian di keprek. semua bahan tadi rebus dengan air beserta daun bakun dan minyak kelapa... mask hingga keluar minyaknya.... setelah dingin tambahkan minyak sereh dan minyak gandaria sebagai aroma dan penambah hangat...

Selamat mencoba........!!!

CONTOH PROPOSAL HANDTRACKTOR




KELOMPOK TANI SIASAYANGNGI II
DESA BUNGA-BUNGA
KECAMATAN MATAKALI KAB.POLEWALI MANDAR

Nomor : 001/KT-SY/-DB/IX/2012                                         Bunga-Bunga, 1 September 2012
Lamp   : 1 Berkas
Perihal : Permohonan Bantuan Hand Traktor
Kepada Yang terhormat :
Bapak Gubernur Provinsi Sulawesi Barat
Di
Mamuju
Dengan hormat,
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadhirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga kita masih bisa beraktifitas sebagaimana mestinya.
Dalam rangka mengembangkan ekonomi kerakyatan serta peningkatan pemberdayaan mayarakat Indonesia, khususnya petani menuju tercapainya kesejahteraan hidup petani. Sehubungan dengan hal tersebut diatas, karena keterbataan modal kelompok tani untuk mengembangkan ekonomi anggota serta pemanfaatan sumber daya alam yang ada, maka kami mengajukan permohonan bantuan mesin hand traktor.
Demikian permohonan ini kami ajukan, atas perhatian dan tindak lanjutnya kami ucapkan terima kasih.

Mengetahui,
Kepala Desa Bunga-Bunga                                                                 Ketua Kelompok

SUMAN.T                                                                                          HUSAIN

PPK Kec.Matakali                                                                              PPL Desa Bunga-Bunga

ABDULLAH.M.SP                                                                          SITTI.HASBIAH.SP
NIP. 196201011988031037                                                               NIP. 197812092009032003                                                                      Camat Matakali


A.MAHADIANA DJABBAR,SIP,MSi
Pangkat          : Penata Tk I
NIP                :19710403 1991012002
Tembusan :
1. Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Polewali Mandar.
2. Dinas Kehutanan Dan Perkebunan Kabupaten Polewali Mandar.
3. Arsip.

KEGIATAN